New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), melanjutkan kerugian tajam yang mereka derita pekan lalu di tengah kekhawatiran tentang tekad Federal Reserve untuk secara agresif menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi sekalipun ketika ekonomi melambat.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 184,41 poin atau 0,57 persen, menjadi menetap di 32.098,99 poin. indeks S&P 500 berkurang 27,05 poin atau 0,67 persen, menjadi berakhir di 4.030,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 124,04 poin atau 1,02 persen, menjadi ditutup pada 12.017,67 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor teknologi dan real estat masing-masing kehilangan 1,28 persen dan 0,87 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing terangkat 1,54 persen dan 0,25 persen.

Pada Jumat (26/8/2022), Wall Street mengalami kemunduran besar, yang membuat Dow merosot lebih dari 1.000 poin, menyusul pernyataan hawkish Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell.

Ketua Fed Jerome Powell di simposium bank sentral Jackson Hole mengatakan pada Jumat (26/8/2022) bahwa ekonomi AS akan membutuhkan kebijakan moneter yang ketat "untuk beberapa waktu" sebelum inflasi terkendali, menghancurkan harapan The Fed mungkin berputar ke kenaikan suku bunga yang lebih tenang setelah data terbaru menunjukkan tekanan harga telah mencapai puncaknya.

Baca juga: Wall Street jatuh di atas 3 persen, Indeks Dow Jones anjlok 1.008 poin

Indeks S&P 500 pulih dari posisi terendah sesi yang menempatkannya turun 1,0 persen pada level terendah dalam sebulan, tetapi indeks acuan masih mencatat penurunan persentase dua hari terbesar dalam 2,5 bulan.

Untuk pekan yang berakhir 26 Agustus, Dow merosot 4,2 persen, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing jatuh 4,0 persen dan 4,4 persen.

"Penjualan pada Jumat (26/8/2022) sejujurnya berlebihan, saya tahu (Powell) mengatakan dia akan bermain keras dengan inflasi tetapi sejujurnya tidak jauh berbeda dari apa yang dia katakan selama beberapa minggu terakhir, dia sedikit lebih hawkish tapi maksud saya, astaga, siapa yang terkejut dengan itu, sungguh?" kata Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan derivatif untuk Charles Schwab di Austin, Texas seperti dikutip Reuters.

Para pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang 72,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed September, yang akan menjadi kenaikan ketiga berturut-turut sebesar itu. Mereka memperkirakan suku bunga dana Fed untuk mengakhiri tahun di sekitar 3,7 persen.

Fokus investor pekan ini beralih ke laporan ketenagakerjaan AS Agustus yang akan dirilis pada Jumat (2/9/2022), yang memberikan salah satu pandangan penting terakhir tentang kesehatan ekonomi dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan inflasi yang sangat tinggi sebelum pertemuan kebijakan Fed berikutnya.

Baca juga: Wall St ditutup menguat, investor fokus pada konferensi Jackson Hole

Baca juga: Wall Street berakhir lebih tinggi, fokus pada simposium Jackson Hole

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022