Melbourne (ANTARA) - Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah mencatat kenaikan tertinggi dalam lebih dari sebulan di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran inflasi global membayangi prospek kemungkinan pengurangan produksi OPEC+.

Minyak mentah berjangka Brent terpangkas 39 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 104,70 dolar AS per barel pada pukul 00.12 GMT setelah melonjak 4,1 persen pada Senin (29/8/2022).

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berkurang 21 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 96,79 dolar AS per barel, menyusul kenaikan 4,2 persen di sesi sebelumnya.

Inflasi mendekati wilayah dua digit di banyak ekonomi terbesar dunia, tingkat yang tidak terlihat dalam waktu hampir setengah abad, dan investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang lebih agresif akan mengikuti dari Amerika Serikat dan Eropa.

Juga membebani harga, produksi minyak Rusia telah melampaui ekspektasi setelah perang di Ukraina, kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Senin (29/8/2022).

 Baca juga: Minyak melonjak 4,0 persen didorong prospek pengurangan pasokan OPEC+

Namun dia mengatakan bahwa Moskow - yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" - akan semakin sulit untuk menegakkan produksi karena sanksi Barat mulai menggigit.

Negara-negara anggota IEA dapat melepaskan lebih banyak minyak dari cadangan minyak strategis (SPR) jika mereka merasa perlu ketika skema saat ini berakhir, kepala badan tersebut mengatakan.

Arab Saudi, produsen utama di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), pekan lalu meningkatkan kemungkinan pengurangan produksi, yang menurut sumber bisa bertepatan dengan peningkatan pasokan dari Iran jika mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat.

OPEC+, yang terdiri dari OPEC, Rusia dan produsen sekutu, bertemu untuk menetapkan kebijakan pada 5 September.

Sementara itu American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri akan merilis data persediaan minyak mentah AS pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT). Badan Informasi Energi AS (EIA), unit statistik Departemen Energi AS, akan merilis angkanya sendiri pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat (14.30 GMT).

Stok minyak mentah AS kemungkinan turun 600.000 barel dengan sulingan dan persediaan bensin juga diperkirakan merosot, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (29/8/2022).

Baca juga: Harga minyak naik di Asia dipicu prospek pemangkasan produksi OPEC

Baca juga: Minyak beragam karena prospek OPEC potong pasokan, khawatir permintaan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022