Mogadishu (ANTARA) - Somalia dan dua badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (28/8) berjanji mengintensifkan upaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 di seluruh negara itu di tengah kekeringan parah yang melanda beberapa bagian Somalia.

Kementerian kesehatan Somalia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) mengatakan beberapa tantangan memperlambat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Somalia, termasuk akses yang terbatas ke sejumlah daerah tertentu akibat ketidakamanan atau tantangan logistik.

Perwakilan Unicef di Somalia Wafaa Saeed Abdelatef mengatakan bahwa pemerintah membuat kemajuan nyata dalam pengadaan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif.

"Situasi kemanusiaan saat ini menyerukan kebijakan mendesak untuk meningkatkan vaksinasi COVID-19 dan bantuan kemanusiaan lainnya yang dapat menyelamatkan jiwa, terutama bagi pengungsi internal, masyarakat pedesaan, dan kaum nomaden," kata Saeed dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan di Mogadishu, ibu kota Somalia
 
 Situasi kemanusiaan saat ini menyerukan kebijakan mendesak untuk meningkatkan vaksinasi COVID-19 dan bantuan kemanusiaan lainnya yang dapat menyelamatkan jiwa, terutama bagi pengungsi internal, masyarakat pedesaan, dan kaum nomaden.


Dia menambahkan bahwa Unicef akan terus bekerja sama dengan erat bersama pemerintah dan para mitra untuk memastikan masyarakat menyadari manfaat dari vaksinasi.

Pernyataan bersama tersebut muncul setelah Somalia pada Sabtu (27/8) menerima 1,64 juta dosis vaksin COVID-19 Johnson and Johnson (J&J) dari Swedia dan Republik Ceko, yang disumbangkan melalui Fasilitas COVAX.

Sejauh ini, sekitar 2,3 juta orang telah menerima vaksinasi lengkap COVID-19 dan lebih dari 1,9 juta orang telah menerima vaksinasi parsial, menurut Kementerian Kesehatan Somalia.

Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Somalia Ali Haji Adam Abubakar berujar bahwa vaksin yang telah diterima oleh kementerian akan membantu menyelamatkan nyawa, dan memungkinkan mereka untuk menciptakan kesetaraan yang lebih besar di antara warga Somalia dari berbagai latar belakang yang berbeda, serta berkontribusi pada tujuan kesehatan nasional.

"Ini bahkan menjadi lebih penting saat ini mengingat negara ini menghadapi kekeringan parah dan arus pengungsi massal, yang membuat semakin banyak orang rentan terhadap penyakit."

Kekeringan yang sedang melanda Somalia membawa negara itu ke ambang kelaparan dan membuat 7,7 juta orang bergantung pada bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan sekitar 1 juta orang terpaksa mengungsi.

Perwakilan WHO di Somalia Mamunur Rahman Malik menyebut sekitar 15 persen penduduk Somalia sejauh ini telah divaksinasi lengkap terhadap COVID-19 dan 12 persen menerima vaksinasi parsial.

Malik mengatakan pemerintah dan para donor termasuk mitra-mitra lainnya telah menggunakan cara-cara kreatif dan inovasi yang berdampak untuk menjangkau orang-orang yang paling rentan, mencegah penyebaran COVID-19 lebih lanjut, dan memanfaatkan upaya-upaya itu untuk membangun kembali sistem kesehatan.

"Meski demikian, perjuangan kami masih panjang. Target Somalia adalah memvaksinasi setidaknya 40 persen warga pada akhir 2022," imbuh Malik.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022