Pertumbuhan kinerja anak perusahaan dan melesatnya harga jual logam sangat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja perseroan
Jakarta (ANTARA) - PT Timah Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1.082 miliar sepanjang paruh pertama tahun ini, imbas dari pemulihan ekonomi global yang berdampak terhadap kinerja keuangan perseroan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Fina Eliani mengatakan laba bersih itu naik 301 persen bila dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya sebesar Rp270 miliar.
 
"Pertumbuhan kinerja anak perusahaan dan melesatnya harga jual logam sangat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja perseroan," kata Fina dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Indonesia promosikan industri pertambangan di Namibia

Sepanjang semester pertama 2022, produksi bijih timah tercatat sebesar 9.901 ton atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 ton.
 
Dari jumlah tersebut, 39 persen atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat. Sedangkan sisanya 61 persen atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut.
 
Produksi logam timah turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 metrik ton bila dibandingkan periode pertama tahun lalu sebanyak 11.915 metrik ton.
 
Penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 metrik ton atau turun sebesar 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12.523 metrik ton.
 
Sementara itu, harga jual rata-rata logam timah tercatat sebesar 41.110 dolar AS per metrik ton atau naik signifikan 48 persen dibandingkan periode semester pertama tahun lalu sebesar 27.858 dolar AS per metrik ton.

Baca juga: PT Timah raih predikat saham terbaik kategori 'big cap'

Fina menjelaskan Timah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp7.479 miliar atau naik 27 persen jika dibandingkan periode paruh pertama tahun lalu Rp5.870 miliar, laba operasi naik 127 persen menjadi Rp1.427 miliar, dan laba bersih baik 301 persen menjadi Rp1.082 miliar.
 
Menurutnya, laba bersih yang meningkat itu didukung performa harga jual logam timah selama periode pertama tahun ini dengan rata-rata harga 41.110 dolar AS per ton.
 
"Membaiknya profitabilitas perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 82 persen menjadi Rp1,9 triliun," jelas Fina.
 
Sementara itu, posisi nilai aset Timah tercatat mencapai Rp14,4 triliun atau turun 2 persen dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas tercatat sebesar Rp7,3 triliun atau turun 13 persen dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 12 persen menjadi Rp7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.
 
Posisi kas dan setara kas Perseroan naik 51 persen menjadi Rp1,9 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,3 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi juga turun signifikan menjadi Rp3,6 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.

Baca juga: Mengubah bekas tambang menjadi objek wisata di pulau timah

Indikasi baiknya performa finansial perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti quick ratio sebesar 43 persen, current ratio sebesar 157 persen, gross profit margin sebesar 26 persen, net profit margin sebesar 14 persen, debt to asset ratio sebesar 25 persen, dan debt to equity ratio sebesar 52 persen.
 
"Kami memacu kinerja anak usaha untuk menjaga pertumbuhan kinerja. Kontribusi anak usaha yang semula hanya 5 persen sampai 10 persen, maka pada tahun 2022 kontribusi tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28 persen terhadap laba bersih perusahaan," jelas Fina.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022