Pengenalan metode terapi itu dilakukan dalam program pengabdian masyarakat untuk mendukung penyembuhan ODGJ di Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah di Kecamatan Palbapang, Kabupaten Bantul, DIY
Yogyakarta (ANTARA) - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengenalkan metode terapi penyembuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan pelatihan seni kriya makrame atau kerajinan tangan simpul-menyimpul.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Ghazy Atha Fadlurahman, mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) UGM, John Feri Jr Ramadhan (SV ), Azis Bramantyo Susilo (Fakultas Teknik), Dheyang Annisa Widayanti (FT), dan Safira Azzahra Rizwandi (FMIPA).

"Ketika proses pembuatan makrame, selain sebagai pengisi waktu luang juga dapat difungsikan sebagai bekal keterampilan dan terapi stress yang mengajak pengrajin makrame untuk fokus," kata salah satu mahasiswa UGM itu, Ghazy Atha Fadlurahman melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pengenalan metode terapi itu dilakukan dalam program pengabdian masyarakat untuk mendukung penyembuhan ODGJ di Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah di Kecamatan Palbapang, Kabupaten Bantul, DIY.

Mulanya terapi ODGJ di Panti Rehabilitasi ODGJ tersebut hanya menggunakan terapi spiritual berupa dzikir, salat, dan membaca Al Qur'an karena langkah-langkah tersebut diyakini dapat semakin mendekatkan hati dan pikiran kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Namun, akibat keterbatasan sumber daya pengelola dan minimnya aktivitas selain tetapi spiritual, terkadang membuat warga binaan cenderung bosan dan mudah 'relaps' atau kambuh," katanya.

Berawal dari persoalan itu, ia bersama dengan keempat rekannya mencoba menghadirkan terapi melalui seni kriya makrame atau kerajinana tangan simpul-menyimpul memakai benang dalam program "Makrapi" (mekrame, terampil, dan terapi).

Program itu, kata dia, dilakukan dalam bentuk pelatihan interaktif bersama binaan ODGJ berupa pembuatan kriya makrame dalam berbagai macam karya dekoratif.

Konsep pelatihan Makrapi dilakukan berbasis pembelajaran menyenangkan dengan mengajak binaan ODGJ untuk tidak hanya belajar membuat kriya makrame, tetapi juga berinteraksi dengan penuh keceriaan.

Mahasiswa lainnya, Safira Azzahra Rizwandi menambahkan, selain sebagai sarana terapi, program itu ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru para ODGJ sebagai bekal mereka berwirausaha setelah selesai masa rehabilitasi.

"Pelatihan ini tidak hanya menambah variasi kegiatan sebagai upaya mempercepat pemulihan. Namun, program Makrapi dapat meningkatkan kreativitas serta bentuk pelatihan kemandirian bagi warga binaan ODGJ sebagai bekal pascapemulihan," katanya.

Kriya makrame, ujar Safira, sangat tepat jika diajarkan kepada ODGJ dan orang terdampak NAPZA dibandingkan dengan kerajinan lainnya seperti rajut, anyam, dan lainnya.

"Keunggulan makrame yakni pada alat bahan yang sederhana dan utamanya tidak membahayakan penggunanya untuk melukai diri sendiri," demikian Safira Azzahra Rizwandi.

Baca juga: 6.753 warga Yogyakarta mengalami masalah kesehatan jiwa

Baca juga: Penghuni Liponsos Keputih Surabaya beroleh terapi seni musik

Baca juga: Konseling daring bisa jadi awal baik untuk atasi masalah psikologis


Baca juga: Menkes: ODGJ penting jadi prioritas penerima vaksin COVID-19

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022