Surakarta (ANTARA) - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) baru saja meluncurkan kendaraan keluarga terbarunya, Stargazer, yang juga dirakit secara lokal di Indonesia. Ini merupakan produk keempat setelah Creta, Ioniq 5, dan Santa Fe yang diproduksi langsung di Indonesia.

ANTARA bersama awak media lainnya berkesempatan untuk mencoba mengendarai Stargazer dalam perjalanan lumayan jauh, Surabaya (Jatim) - Solo (Jateng) untuk menilik performa mobil segmen low MPV ini.

Dalam perjalanan Surabaya hingga Surakarta yang populer disebut Solo itu, ANTARA mengendarai Stargazer tipe termahal Prime Two Tone, yang sudah dilengkapi kursi captain seat di baris kedua.

Baca juga: Menilik desain dan performa dari Hyundai Stargazer

Perjalanan dimulai dari Surabaya menuju Malang di hari Rabu (31/8), kemudian berlanjut dari Surabaya ke Surakarta esok harinya (1/9). Kedua kota yang identik dengan cuaca cukup terik dan lalu lintas yang ramai, menjadi tantangan tersendiri bagi kami, berkendara di kota yang sedikit berbeda dari Jakarta. Sebagai informasi, rute kali ini memiliki panjang total lebih dari 400 km.

Di perkotaan yang sibuk, Stargazer mampu menjadi pilihan kendaraan yang cukup nyaman untuk berkendara harian, kurang lebih sama dengan mengendarai mobil lain pada kelasnya.
Satu unit Hyundai Stargazer yang dipamerkan di sela media test driving Surabaya-Malang-Surakarta pada hari Jumat (2/9/2022) di Surakarta, Jawa Tengah. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Perjalanan kemudian berlanjut di rute bebas hambatan (tol). Stargazer sendiri dilengkapi dengan mesin Smartstream G1.5 MPI Inline 4 cylinder yang dapat menghasilkan tenaga maksimal hingga 115 ps/6,300 rpm dan torsi maksimal hingga 143,8 Nm/4,500rpm.

Baca juga: Soal inden Stargazer, Hyundai jamin pabrik siap maksimalkan produksi

Hyundai mengklaim bahwa ini membuat kinerja mesin yang disuguhkan mobil ini tidak memerlukan penginjakan pedal gas yang dalam untuk bisa memberikan dorongan instan dan responsif.

Namun, saat digunakan untuk melaju dengan kecepatan tinggi, Stargazer yang dilengkapi dengan Intellegent Variable Transmission (IVT) ini terasa kurang responsif ketika anda berkendara dalam mode Normal dan Eco sehingga akan sulit untuk mencapai kecepatan tinggi dalam waktu cepat.

Tetapi, anda bisa menjajal mode Sport yang lebih kuat dibandingkan dua mode lainnya jika ingin melaju cepat di jalan tol. Di mode ini, akselerasinya cukup responsif, dan bahkan tidak terasa kalau Stargazer melesat cepat dalam kecepatan tinggi.

Di sisi lain, suspensi yang dimiliki kendaraan ini rasanya terlalu "nyaman" sehingga membuat mobil menjadi sedikit tidak stabil jika berpacu di kecepatan tinggi. Namun sebaliknya, suspensi empuk ini memberikan kenyamanan premium apabila anda mengendarainya dengan santai di perkotaan.

Baca juga: Hyundai sebut Stargazer raih lebih dari 4.000 SPK
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022