Temanggung (ANTARA) - Hamparan hijau tanaman tembakau menyelimuti kawasan lereng Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung Prau di Kabupaten Temanggung di musim kemarau ini.

Memasuki pertengahan Agustus, para petani mulai memetik daun tembakau secara bertahap dari yang paling bawah untuk diolah menjadi tembakau rajangan sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek.

Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung dan daerah itu sebagai penghasil tembakau terbesar di Provinsi Jawa Tengah.

Luas tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung setiap tahun berkisar 16.000 hingga 18.000 hektare, dengan produksi sekitar 12.000 ton tembakau kering per tahun.

Tanaman tembakau tersebar di 14 dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, yakni Tretep, Wonoboyo, Candiroto, Ngadirejo, Parakan, Bansari, Kledung, Bulu, Tlogomulyo, Selopampang, Tembarak, Temanggung, Kedu dan Jumo.

Bagi petani Temanggung, semacam merupakan keharusan menanam tembakau karena tanaman ini bagian dari kultur di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro dan Gunung Prau.

Tembakau telah menjadi jiwa masyarakat dan harga diri masyarakat Kabupaten Temanggung. Tanaman itu belum tergantikan nilai ekonominya dengan komoditas yang lain.

Dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya kondisi pertembakauan masih sama, tidak ada sesuatu yang istimewa yang membuat harga tembakau menjadi semakin mahal, karena tidak ada jaminan harga tahun ini akan lebih baik.

Selama ini hasil panen tembakau petani diolah menjadi tembakau rajangan kering sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek dan satu-satunya pembeli yang bisa menampung hasil panen tersebut adalah industri rokok yang telah memiliki perwakilan di Temanggung.

Sebenarnya di kalangan petani tertentu dalam jumlah yang relatif kecil, hasil panen tembakau ini juga dijadikan tembakau "lembutan" sebagai bahan baku membuat "lintingan". Selain itu, daun tembakau juga dijadikan sebagai bahan baku pembuatan cerutu.

Tembakau lembutan adalah daun tembakau yang dirajang lebih halus dari pada rajangan tembakau yang dijual ke pabrik rokok kretek,

Lintingan merupakan rokok tradisional yang dibuat langsung oleh perokok dengan menggunakan tembakau lembutan beserta bumbu atau cengkih yang kemudian dilinting dengan kertas sigaret.

Tahun ini Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Temanggung mencoba membuat terobosan dengan melibatkan ratusan orang untuk mengikuti pelatihan pembuatan tembakau lembutan dan cerutu guna menumbuhkan industri kecil di bidang pertembakauan.

Dinperinaker Kabupaten Temanggung mencatat tembakau merupakan produk andalan petani Temanggung, namun dari tahun ke tahun penghasilan petani tembakau semakin menurun.

Oleh karena itu pihaknya melakukan berbagai terobosan edukasi mengadakan pelatihan pengembangan inovasi tembakau, di antaranya dengan mengandalkan pengolahan tembakau lembutan sebagai salah satu produk para petani.

Pengolahan tembakau lembutan bisa berbagai macam varian, seperti original, herbal dan blending. Dengan pelatihan ini bisa menciptakan kualitas yang baik, bermutu sesuai dengan wilayah yang ada di Temanggung, baik wilayah Gunung Prau, Sindoro maupun Sumbing.

Dinperinaker Kabupaten Temanggung membuatkan standar operasional prosedur (SOP), sehingga peserta pelatihan di dalam pengolahan tembakau lembutan ini sesuai dengan SOP yang sudah disepakati. Harapannya hal itu dapat mempertahankan dan meningkatakn kualitas serta kuantitas.

Pelatihan pembuatan tembakau lembutan maupun cerutu dilakukan bertahap di 14 kecamatan dengan jumlah total peserta 700 orang.

Dinperinaker tidak hanya melakukan pelatihan, namun juga melakukan pendampingan kepada pelaku UKM. Dinas itu mendampingi secara berkelanjutan sehingga para peserta menjadi wirausahawan baru yang berhasil.

Melalui pelatihan ini ke depan diharapkan petani tidak hanya mengandalkan industri rokok, karena tembakau lembutan ini harganya mencapai di atas Rp200.000 per kilogram.

Begitu juga untuk pelatihan pembuatan cerutu, pangsa pasarnya terbuka, bahkan bisa ekspor ke luar negeri.

Pelatihan ini menjadi salah satu solusi pemecahan masalah industri bidang pertembakauan yang akhir-akhir ini kurang menguntungkan petani.

Pelatihan diversikasi usaha pertembakauan saat ini fokus pada tembakau rajangan lembut, sehingga bisa menumbuhkan UKM baru di bidang pertembakauan, karena selama ini petani hanya menjadi substitusi dari roda pabrik rokok, yang merupakan industri besar.

Dengan beraneka masalah di bidang rokok akhir-akhir ini sehingga harga tembakau belum sesuai dengan harapan petani, bahkan petani sampai saat ini tidak pernah mengalami kenaikan harga jual tembakau.

Karena itu perlu memunculkan pelaku usaha baru, meskipun dalam skala menengah dan kecil, tetapi semakin banyak pelaku usaha, maka akan semakin banyak inovasi di bidang pertembakauan, sehingga ke depan bisa memecah kebuntuan dari berbagai permasalahan harga tembakau.

Upaya pelatihan itu belajar dari usaha bidang kopi di Kabupaten Temanggung yang saat ini sudah menumbuhkan lebih dari 300 UKM. Mereka membuat kopi sendiri dengan cita rasa yang berbeda-beda dan mereka menjual sendiri dan akhirnya bisa eksis dan petani bisa sejahtera. Di bidang pertembakauan diharapkan juga dapat memunculkan inovator-inovator baru UKM yang bisa menyejahterakan masyarakat.

Bagi para petani, meskipun tembakau lembutan atau rajangan halus ini belum bisa menjadi solusi utama ketika harga tembakau anjlok, tetapi hal itu bisa dijadikan sebagai tabungan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi hingga musim tembakau berikutnya.

Tembakau lembutan ini harganya lebih mahal dibanding tembakau rajangan yang dijual ke industri rokok. Harga tembakau lembutan di atas Rp200.000 per kilogram, sedangkan harga tembakau yang dijual ke industri rokok di bawah Rp100.000 per kilogram.

Proses pembuatan tembakau lembutan menggunakan alat pemotong manual atau tradisional, sehingga hasilnya lebih bagus dibanding menggunakan alat pemotong mesin.

Dengan menggunakan pemotong manual, maka ketajaman pisau bisa dikontrol. Jika kurang tajam, maka pisau bisa diasah dan hal ini berpengaruh terhadap kualitas hasil rajangan.

Program pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung ini mulai menampakkan hasilnya. Tembakau lembutan dari petani di daerah itu kini sudah dijual di sejumlah kedai di wilayah Temanggung maupun daerah sekitarnya, seperti Magelang dan Yogyakarta, sehingga bisa menjadi alternatif tambahan penghasilan bagi petani.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022