kita edukasi tentang memahami besarnya risiko COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan kasus terkonfirmasi positif menjadi 6.369.778 setelah naik 3.260 kasus hingga Sabtu pukul 12.00 WIB.

Menurut data Satgas yang dikutip oleh ANTARA di Jakarta, Sabtu, lima daerah yang mengalami penambahan kasus positif terbanyak adalah DKI Jakarta 1.506 kasus, Jawa Barat 606 kasus, Banten 315 kasus, Jawa Timur 290 kasus dan Jawa Tengah 95 kasus.

Adapun kasus aktif secara nasional kini berjumlah 42.817, turun 765 kasus dari hari sebelumnya.

Meski kasus aktif mengalami penurunan dalam beberapa hari ini, angka kematian masih terus bertambah. Sampai Sabtu total kematian menyentuh 157.631 jiwa, setelah bertambah 23 jiwa.

Sedangkan jumlah pasien sembuh meningkat 4.002 orang, sehingga total keseluruhan pasien sembuh mencapai 6.169.330 orang.

Satgas turut membeberkan sebanyak 4.779 orang dinyatakan sebagai suspek COVID-19. Sementara 63.615 spesimen telah diperiksa di seluruh laboratorium yang ada di Tanah Air.

Baca juga: EMA waspadai kemunculan varian-varian baru COVID-19
Baca juga: Buktikan Indonesia negara taat prokes lewat KTT G20

Sebelumnya, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi mengatakan protokol kesehatan di ruang publik mengalami penurunan.

Penurunan kepatuhan protokol kesehatan dapat dilihat dari banyak tempat wisata yang tak lagi memberlakukan check in di Aplikasi PeduliLindungi saat mau masuk ke tempat tersebut, ditemukannya deteksi atau pemeriksaan suhu yang tidak berfungsi serta termasuk tempat cuci tangan yang tidak dapat digunakan.

Padahal dari data BPS yang dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2022, kesadaran masyarakat sudah menyentuh 91,6 persen atau dengan kata lain, masyarakat sudah memahami risiko penularan COVID-19.

Padahal protokol kesehatan yang diterapkan oleh publik, tidak akan ada artinya apabila tidak mendapatkan dukungan dari ruang publik untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Sonny pun meminta para pengelola ruang publik tetap bekerja sama untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Jadi, kapan mereka memakai masker atau tidak, tergantung dari kondisi yang ada, jadi masyarakat kita dorong, kita edukasi tentang memahami besarnya risiko COVID-19," ujar dia.

Baca juga: Epidemiolog: Cakupan vaksinasi penentu amannya mobilitas dari COVID-19
Baca juga: Pakar sebut mutasi sebabkan COVID-19 semakin melemah
Baca juga: COVID-19 di Sulut naik empat kali lipat selama Agustus

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022