media pembelajaran bagi anak muda Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama CGV menggelar program literasi digital Save Our Socmed/S.O.S melalui kompetisi film pendek yang ditujukan untuk pelajar, mahasiswa, dan umum.

“Kami berharap lewat pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia untuk memamerkan kreativitas," kata Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Fadjar Hutomo dalam keterangan tertulis IOH yang diterima di Jakarta, Senin.

Dia berharap dengan adanya program literasi ini maka media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif bagi masyarakat secara luas.

Baca juga: Indosat Ooredoo catat pendapatan naik 48 persen pada kuartal I 2022

Baca juga: Indosat Ooredoo siapkan integrasi jaringan jelang Lebaran


S.O.S. disertai dengan pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia bagi para pendaftar. Acara dengan tema Waspada Flex Culture, Stay Humble!” ini diinisiasi menanggapi fenomena flexing, di mana banyak anak-anak Gen-Z makin kerap memamerkan kekayaan dan menyombongkan diri di media sosial yang memberi dampak negatif. Sebab, flexing menyebabkan rasa fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, merusak mental pribadi, dan mempengaruhi produktivitas.

Lewat S.O.S, IOH berharap bisa menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia. Peresmian program literasi digital S.O.S turut mengundang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta melibatkan berbagai universitas dan komunitas.

Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, lewat program ini, perusahaan ingin memberikan keterampilan digital dan mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif. Sehingga, anak muda yang jadi pengguna terbesar internet bisa memamerkan kreativitas mereka alih-alih terbawa flex culture.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dari total 210 juta pengguna internet Indonesia periode 2021–2022, sebanyak 99,16 persen pengguna ada di kelompok usia 13-18 tahun. Meski pengguna internet di kalangan anak muda sangat besar, namun data Digital Civility Index (DCI) Microsoft menunjukkan terdapat peningkatan konten dan perilaku negatif di media sosial.

Berdasarkan survei tersebut, 30 persen responden menyebut kesopanan di sosial media memburuk selama pandemi, tolong-menolong berkurang 11%, sikap tidak saling mendukung berkurang 8 persen, rasa kebersamaan juga menurun 11 persen. Dampaknya, flex culture menjadi kontributor yang menyebabkan lebih dari 19 juta anak-anak Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami depresi.

Setelah mendaftar dalam kompetisi film, peserta S.O.S akan menerima pelatihan pembuatan film pendek dan edukasi mengenai dampak negatif Flex Culture. Hasil karya mereka lantas dilombakan dan seluruh peserta akan diajak untuk bersama-sama menyaksikan karya-karya yang terpilih.

Pendaftaran dan info lengkap mengenai S.O.S 2022, dapat dilihat di linktr.ee/saveoursocmed.

Baca juga: Indosat Ooredoo bagikan dividen hampir Rp7 triliun

Baca juga: Indosat Ooredoo catat peningkatan pendapatan di kuartal II-2022

Baca juga: Indosat Ooredoo luncurkan paket komunikasi dukung ibadah haji

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022