Jakarta (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) dan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) meluncurkan Bioskop Sadar Sensor Mandiri dan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri agar masyarakat dapat memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usianya.

Peluncuran tersebut merupakan kelanjutan dari komitmen bersama LSF dan GPBSI pada penghujung Juli 2022, untuk menggalakkan Budaya Sensor Mandiri (BSM) sebagai salah satu program prioritas LSF.

Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto di Jakarta, Senin, mengatakan pengelola bioskop nantinya lebih gencar memberikan pemahaman sekaligus mengkampanyekan budaya sensor mandiri pada publik.

Menurut dia, selama ini manajemen bioskop sudah menerapkan prinsip untuk menyampaikan budaya sensor mandiri dengan memberikan pemahaman kepada seluruh tim bioskop agar menyampaikan informasi tentang klasifikasi usia.

Upaya ini berupa penayangan telop atau semacam tayangan berupa tulisan di layar berupa imbauan, pengumuman, teks terjemahan, dan sebagainya,  sebelum pemutaran film, berisi informasi mengenai judul film, durasi, Surat Tanda Lulus Sensor (STLS), dan klasifikasi usia.

"Hanya, banyak juga orang tua yang mungkin karena bingung anaknya kadung ikut sehingga ada yang ribut dan macam-macam kejadian," tutur dia.

Rommy mengatakan, oleh karena itu melalui hadirnya Bioskop Sadar Sensor Mandiri, maka edukasi dan literasi tentang Memilah Memilih Tontonan yang sesuai dengan usia dapat tersampaikan dengan lebih menarik.

Bioskop Sadar Sensor Mandiri memiliki lima media kampanye yakni berupa maskot badak Jawa, cinema standee maskot, iklan layanan masyarakat (ILM) sekitar 20 detik danyang ditampilkan sebelum pertunjukan film dan akan diperbaharui sekitar enam bulan sekali

LSF menempatkan cinema standee maskot di area pembelian tiket di gedung bioskop untuk mengingatkan para penonton tentang pentingnya memilih tontonan sesuai usia.

Selain itu, ada juga poster berisi imbauan dan panduan penggolongan usia penonton akan ditampilkan di gedung Bioskop Sadar Sensor Mandiri.

Dalam kesempatan itu, Ketua GPBSI Djonny Syafruddin beserta seluruh perwakilan perusahaan bioskop yang hadir yakni Cinema XXI, CGV, dan Cinepolis menyatakan mendukung penuh Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) yang diinisiasi LSF.

"Pada prinsipnya bioskop Indonesia mendukung penuh LSF, karena ini masalah morality kita juga. Ini kerjaan bangsa Indonesia, menjaga moralitas. Mari kita jaga marwahnya," demikian kata dia.



Baca juga: Lembaga Sensor Film bentuk Kampung Sensor Mandiri di Pontianak

Baca juga: Kelurahan Winongo Madiun jadi percontohan program Desa Sensor Mandiri

Baca juga: LSF dan GPBSI kampanyekan Budaya Sensor Mandiri lebih masif

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022