"Soal terpilih atau tidak, itu soal lain. Yang jelas Muhammadiyah membolehkan perempuan memimpin Muhammadiyah," kata Tafsir yang juga anggota Panitia Muktamar Ke-48 Muhammadiyah.
Semarang (ANTARA) - Pemilihan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah pada Muktamar Ke-48 di Solo, Jawa Tengah, 18-20 November 2022, bakal menggunakan pemungutan suara secara elektronik (e-voting).

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jateng Tafsir di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa penggunaan e-voting tersebut dimulai ketika peserta memilih 39 calon, yang kemudian dibawa ke muktamar untuk dipilih 13 nama yang nantinya menempati posisi ketua pengurus pusat. Pemungutan suara pada muktamar-muktamar sebelumnya menggunakan daftar nama di kertas lalu dicontreng.

Ke-13 orang terpilih kemudian bersidang dan menetapkan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Jadi, peraih suara terbanyak belum tentu menjadi ketua umum.

Tafsir menegaskan dalam tradisi Muhammadiyah, kader tidak diperkenankan mencalonkan diri sebagai pengurus pusat, melainkan harus ada yang mencalonkan.

Muhammadiyah, kata Tafsir yang juga dosen UIN Wali Songo Semarang itu, juga mengizinkan kader perempuan dicalonkan menjadi Ketua PP Muhammadiyah kendati organisasi ini juga menaungi wadah bernama Aisyiyah yang memiliki struktur kepengurusan sama dengan Muhammadiyah.

"Soal terpilih atau tidak, itu soal lain. Yang jelas Muhammadiyah membolehkan perempuan memimpin Muhammadiyah," kata Tafsir yang juga anggota Panitia Muktamar Ke-48 Muhammadiyah.

Ia menyebut dua kader perempuan ormas Islam ini yang berpeluang untuk dicalonkan, yakni Siti Noordjannah Djohantini yang saat ini menjadi Ketua Umum PP Aisyiyah. Selain itu, Rahmawati Husein, yang dikenal sebagai aktivis LSM.

Dari sisi lama penyelenggaraan, menurut Tafsir, muktamar di Solo merupakan yang tersingkat karena efektif hanya 2 hari, padahal sebelumnya 5 hari. "Ini semacam muktamar jamak qashar (diringkas) karena pandemi belum sepenuhnya berlalu," katanya.

Muktamar di Solo bakal diikuti sekitar 5.000 peserta, sedangkan jumlah penggembira (yang memeriahkan) muktamar diperkirakan lebih dari satu juta orang. Dari Sulawesi saja, katanya, ada yang mencarter kapal-kapal laut dengan mengangkut sekitar 15.000 penggembira.

Sementara itu, laporan yang diterima panitia, rata-rata cabang (pengurus tingkat kecamatan) akan memberangkatkan 5-10 bus ke Solo. Padahal, katanya, di Jateng saja ada 570 pengurus cabang Muhammadiyah.

Ia menambahkan bahwa risalah "Islam Berkemajuan" yang belakangan ini kerap digaungkan ormas ini, juga akan dirumuskan dan disahkan dalam muktamar mendatang.

Ormas terbesar kedua di Indonesia tersebut ingin meluaskan Islam rahmatan lil alamin bukan hanya di Indonesia melainkan di seluruh semesta. Oleh karena itu, ormas ini juga aktif membuka amal usaha di luar negeri, terakhir membuka Australia Muhammadiyah College. Sebelumnya, juga membuka amal usaha di Malaysia berupa perguruan tinggi dan sekolah lain serta di Singapura.

Menurut rencana, Presiden Joko Widodo bakal membuka muktamar tersebut, sedangkan yang menutup adalah Wapres Ma'ruf Amin.
 

Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022