Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pentingnya dunia pendidikan menumbuhkan karakter sumber daya manusia yang mampu berinovasi diperlukan untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.

"Bangsa kita sudah memiliki karakter kuat, yakni berketuhanan, gotong-royong, sopan santun, dan toleransi. Dan untuk menjadi negara maju, karakter yang harus ditumbuhkan adalah inovasi," kata Moeldoko saat memberikan kuliah umum secara daring pada mahasiswa Pasca-Sarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES), Selasa, sebagaimana siaran pers di Jakarta.

Dia menegaskan, inovasi merupakan jawaban dari tantangan dunia, di mana saat ini lingkungan global menghadapi perubahan yang sangat cepat, penuh risiko, kerumitan, dan kejutan-kejutan.

"Satu-satunya kunci untuk menjawab tantangan itu adalah mampu beradaptasi dengan menciptakan berbagai inovasi. Jadi pilihannya, innovate or die,” tegasnya.

Mantan Panglima TNI itu menyampaikan dalam menjawab tantangan global, yakni krisis pangan, energi, dan keuangan, pemerintah Indonesia telah melakukan inovasi.

Baca juga: KSP tantang anak muda Purwokerto "bajak" krisis gapai Indonesia Emas

Baca juga: Moeldoko: KSP konsisten dukung pengembangan potensi daerah


Dia mencontohkan, di bidang pangan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk pengembangan tanaman pengganti gandum, yakni dengan menanam sorgum guna menjawab tantangan berupa larangan ekspor gandum dari sejumlah negara produsen.

"Seperti Kazahkstan melarang ekspor gandum hingga 30 September. Lalu, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina yang melakukan pelarangan ekspor gandum sampai 31 Desember. Untuk itu Presiden instruksikan pembuatan roadmap produksi dan hilirisasi sorgum hingga 2024," ungkapnya.

Pada sektor energi, kata dia, pemerintah saat ini sedang menyiapkan Inpres untuk percepatan penggunaan kendaraan listrik khususnya di lingkungan pemerintah. Bahkan, Presiden juga mendorong agar Indonesia menjadi pemain utama dalam pengembangan mobil listrik global.

"Inovasi-inovasi ini diciptakan, agar kita bisa mewujudkan visi Indonesia Maju pada 2045. Dan di tangan kalian lah masa depan bangsa ini ditentukan," ucapnya.

Moeldoko berharap perguruan tinggi berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia, terlebih saat ini peringkat pembangunan SDM Indonesia masih kalah dibanding dengan negara-negara maju.

"Untuk menggenjot kualitas SDM, pemerintah sudah menyiapkan berbagai kartu pintar mulai sekolah dasar hingga kuliah, serta fokus memperbaiki angka stunting, untuk menciptakan generasi emas pada 2045. Di KSP sendiri, saya membuat program Sekolah Staf Presiden, untuk menjadi pembelajaran anak-anak muda bagaimana mengurus negara," jelasnya.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022