Peserta unjuk rasa tersebut ditangkap karena dinilai melakukan provokasi terhadap massa aksi lainnya.
Kota Bengkulu (ANTARA) - Petugas kepolisian menangkap tujuh orang mahasiswa dan satu pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK), karena diduga melakukan aksi provokasi dan melempar batu saat melakukan unjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu.
 
Kapolres Bengkulu AKBP Andi Daddy Nur Cahyo, di Kota Bengkulu, Selasa, mengatakan bahwa delapan peserta unjuk rasa tersebut ditangkap karena dinilai melakukan provokasi terhadap massa aksi lainnya.
 
"Kami telah mengimbau para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa untuk membubarkan diri, namun para mahasiswa tetap bersikeras untuk bertahan," kata Andi.
 
Kedelapan pengunjuk rasa tersebut dibawa ke dalam Gedung DPRD Provinsi Bengkulu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
 
Menurut dia, delapan orang yang ditangkap tersebut, yaitu enam mahasiswa dari Universitas Bengkulu, satu dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dan satu pelajar SMK.
 
Penangkapan terhadap kedelapan massa aksi tersebut berdasarkan barang bukti dan dapat diproses hukum, namun jika ada permusyawaratan yang baik maka pihaknya membantu mencari jalan keluar yang baik.
 
Ia menjelaskan bahwa kedelapan pengunjuk rasa tersebut akan dibebaskan jika para mahasiswa yang mengadakan aksi di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu membubarkan diri.
 
Ribuan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa di Provinsi Bengkulu melakukan unjuk rasa meminta pemerintah meninjau kembali kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Baca juga: Total 8.350 personel gabungan dikerahkan amankan demo Selasa ini
Baca juga: Anggota DPR RI temui massa unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022