Jakarta (ANTARA/JACX) - Penyakit cacar monyet yang terkonfirmasi 1 kasus di Indonesia langsung ditangani secara cepat oleh sejumlah instansi seperti Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga Bio Farma sebagai perusahaan farmasi BUMN.

Kemunculan penyakit cacar monyet juga bebarengan dengan penyakit lain seperti Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang hewan ternak, serta pengandalian COVID-19 yang belum benar-benar tuntas.

Namun di Twitter, muncul klaim bahwa akan muncul penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) jenis baru dan menjadi masalah kesehatan yang meluas pada 2023.

Adalah akun @DokterTifa yang mengunggah klaim kemunculan AIDS baru di Twitter pada 24 Juli.

Unggahan itu menyebut AIDS baru itu muncul disebut-sebut karena terjadi pencampuran COVID-19, vaksin, dan penyakit cacar monyet.

Klaim AIDS baru itu disukai 830 pengguna lain, dan disebarkan kembali hingga lebih dari 300 kali di Twitter.

Berikut adalah narasi pada unggahan tersebut:
"Monkey Pox yang mereka pilih jadi the Next PANDEMIC.
Adonan COVID + Vaksin + Monkey Pox akan menghasilkan
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang menjadi Masalah Kesehatan luas di 2023.
AIDS jenis ini bahkan lebih cepat membunuh dibandingkan AIDS karena HIV.”


Lantas, benarkah AIDS jenis baru yang merupakan hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin, dan Cacar Monyet atau Monkeypox?
 
Unggahan hoaks yang menyatakan akan muncul penyakit AIDS baru akibat pencampuran COVID-19, vaksin, dan cacar monyet. (Twitter)


Penjelasan:
ANTARA pernah memeriksa hoaks vaksin COVID-19 memunculkan virus HIV (human immunodeficiency) yang menyebabkan kondisi AIDS pada 10 Maret 2022.

"Vaksin, termasuk vaksin COVID-19 tidak dapat menyebabkan AIDS/HIV atau membuat kita lebih rentan tertular virus ini atau virus lainnya," kata dokter dan peneliti yang berbasis di Cardiff Inggris dan fokus menangani vaksin COVID-19 Bnar Talabani seperti dilansir Reuters.

Begitupula, pemeriksaan ANTARA tentang hoaks cacar monyet sebagai kejadian pasca-imunisasi vaksin COVID-19.

Ahli penyakit menular di Gachon University Gil Medical Center Profesor Eom Jung-shik juga menegaskan vaksin tidak dapat menghasilkan virus baru di dalam manusia dan menyebabkan sesuatu seperti cacar monyet.

Kemudian melansir dari Euronews, tidak ada bukti klinis yang menunjukkan hubungan antara vaksin COVID-19 dan AIDS serta otoritas kesehatan global telah menolak klaim tersebut.

Menurut para ahli kepada Reuters, tidak ada kemungkinan bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan dapat menyebabkan virus HIV dan kondisi AIDS.

Dengan demikian, unggahan yang mengklaim AIDS jenis baru sebagai hasil dari pencampuran COVID-19, vaksin, dan cacar monyet merupakan klaim keliru atau hoaks.

Klaim: AIDS jenis baru hasil pencampuran COVID-19, vaksin, dan cacar monyet
Rating: Salah/Hoaks

Cek fakta: Hoaks! Vaksin booster sebabkan HIV

Cek fakta: Hoaks! Cacar monyet merupakan KIPI dari vaksin

Cek fakta: Hoaks! Kasus COVID-19 naik karena orang-orang sudah divaksin

Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022