Bali (ANTARA) - Ajang Digital Innovation Network (DIN) yang berlangsung pada 2-4 September 2022, merupakan salah satu bagian rangkaian puncak pertemuan tingkat tinggi G20. Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, berharap usaha rintisan dapat menjadi salah satu medium dalam menyelesaikan persoalan global melalui inovasi yang dihadirkan. “Startup mampu memainkan peran penting selama pandemi dan masa pemulihan pasca-pandemi, maka ajang ini harus dijadikan pijakan untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia, regional dan global,” ujar Johnny.

Menkominfo turut memaparkan data World Bank Group bahwa pada 2021 ekonomi digital Indonesia mencapai USD 70 miliar, dan terus bertumbuh hingga diperkirakan mencapai USD 315 miliar pada 2030 mendatang. “Saat ini saja jumlah startup yang meraih status unicorn dari Indonesia cukup mendominasi untuk regional ASEAN, setidaknya sudah ada dua decacorn dan 14 unicorn,” tutup Johnny.

Tomy Yunus beserta peserta/startup lainnya saat menerima penghargaan dalam malam penutupan ajang G20 Digital Innovation Network

Dalam ajang yang mempertemukan startup dan investor ini, beberapa usaha rintisan dari negara G20 turut serta hadir secara langsung di Nusa Dua maupun secara daring. Salah satu yang turut berpartisipasi adalah EdTech Cakap yang memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam sesi startup pitch yang juga merupakan satu-satunya EdTech startup mewakili Indonesia bersama-sama dengan pegiat teknologi edukasi negara lainnya seperti Korea, Kamboja, India, Singapura dan beberapa negara lainnya.

“Kami merasa terhormat untuk mewakili Indonesia dalam ajang G20 Digital Innovation Network dalam kategori EdTech dalam memperkenalkan ekosistem Cakap kepada dunia sebagai percontohan dalam menangani berbagai tantangan dunia pendidikan di Indonesia melalui teknologi,” tutur Tomy Yunus, CEO & Co-Founder Cakap. Tahun ini DIN menyoroti isu yakni konektivitas pasca-pandemi serta kecakapan dan literasi digital, sehingga diharapkan dengan adanya solusi yang ditawarkan Cakap, isu tersebut dapat dikurangi. “Teknologi berperan dalam pemerataan pendidikan di Indonesia hingga menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan hal ini sangat terbantu dengan infrastruktur yang sudah dibangun pemerintah,” tambah Tomy.

Tomy juga memaparkan fakta bahwa meski Indonesia memiliki jumlah tenaga kerja terbesar di regional ASEAN, namun yang sudah menyandang gelar sarjana angkanya masih sangat rendah yakni di bawah 9%. “Kami juga melihat adanya urgensi akan penyediaan pembelajaran upskill untuk dapat mendukung target pemerintah yaitu menghasilkan lebih dari 3,8 juta tenaga kerja ahli setiap tahunnya.” ungkap Tomy.

Pendidikan serta teknologi menjadi salah satu sektor prioritas yang disorot dalam ajang DIN, demi menunjang pemulihan ekonomi global melalui inovasi digital. Terdapat juga kategori lain seperti kesehatan, energi terbarukan, inklusivitas keuangan dan rantai pasok. Di akhir acara, juri memberikan penghargaan kepada startup terpilih di masing-masing kategori. Cakap menjadi salah satu penerima penghargaan pada kategori EdTech.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022