perbaikan sebanyak 120 ruang yang terdiri atas 83 ruang kelas SD dan 37 ruang kelas SMP
Jember, Jatim (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Jawa Timur, memperbaiki 120 ruang kelas yang tersebar di berbagai SD negeri dan SMP negeri yang mengalami kerusakan kategori berat.

"Berdasarkan data yang kami terima dan sudah dilakukan survei bahwa jumlah ruang kelas yang rusak berat untuk diusulkan perbaikan sebanyak 120 ruang yang terdiri atas 83 ruang kelas SD dan 37 ruang kelas SMP," kata Pelaksana tugas Dinas Pendidikan Jember Sukowinarno di Jember, Kamis.

Selain ruang kelas yang rusak, lanjut dia, pihaknya juga melakukan perbaikan ruang guru dan perpustakaan serta laboratorium, sehingga diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Terkait dengan SMP Negeri 5 Silo yang ruang kelasnya ambruk hingga dua tahun dan belum mendapat perbaikan, Sukowinarno mengatakan SMPN tersebut berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo yang lokasinya jauh dan terpencil dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang.

Baca juga: BBM naik, ASN di Jember-Jatim diajak "gowes ke kantor hemat energi

Baca juga: Tiga hiu tutul terdampar di pesisir selatan Jember dan Lumajang


"Meski siswanya sedikit, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa karena sebagian besar warga banyak yang sekolah di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi karena kondisi gedung sekolah tersebut tidak memadai," katanya.

Ia menjelaskan SMPN 5 Silo tersebut pernah terkena banjir bandang yang mengakibatkan rusaknya fasilitas belajar mengajar berupa dua ruang kelas dan ruang perkantoran pada tahun 2020.

"Setelah terkena banjir tersebut, pihak Dispendik Jember belum pernah melakukan perbaikan ruang kelas rehab hingga 2022, sehingga kami akan mengusulkan perbaikan ruang kelas pada tahun 2023," katanya.

Belasan siswa di SMPN 5 Silo terpaksa belajar di kelas darurat setelah tiga ruang kelasnya ambruk terdampak banjir bandang pada 2020, sehingga kondisi KBM kurang nyaman.

Empat siswa kelas IX belajar di ruang guru yang disekat dengan papan tenis meja, sedangkan siswa kelas VIII dan kelas VII belajar di ruang kelas yang sama dan hanya disekat menggunakan triplek.

Baca juga: Kebakaran di TPA Pakusari Jember mulai padam setelah tujuh hari

Baca juga: Mahasiswa Unej wakili Indonesia di Dialog Pemuda ASEAN di Kamboja

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022