inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa mendorong agar pemerintah mengatasi dampak akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama pada sektor pendidikan.

"Pemerintah harus membantu mahasiswa yang terkena dampak dari kenaikan BBM ini, karena kemiskinan semakin meningkat, " ujar Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang Ciputat, M Midzan SI-Araaf, di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan mahasiswa juga kelompok yang terkena dampak dari kenaikan BBM tersebut, karena bahan kebutuhan pokok pun harganya turut melambung.

"Pemerintah harus mengkaji ulang kenaikan BBM, karena kenaikan ini berdampak pada kehidupan masyarakat. Inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun, dan UMKM semakin kesulitan, dan biaya transportasi pun meningkat, " terang dia.

Baca juga: Mahasiswa Jayawijaya demonstrasi tolak kenaikan harga BBM
Baca juga: Tiga polisi terluka saat mengamankan aksi mahasiswa di DPR Aceh

Dia menambahkan pemerintah perlu memprioritaskan kesejahteraan masyarakat terlebih dahulu, dibandingkan hal lainnya.

Mahasiswa lainnya, Malik, juga meminta agar pemerintah mengkaji ulang kenaikan BBM, karena berdampak pada kelanjutan studinya.

"Biaya kebutuhan pokok meningkat, sementara gaji orang tua tidak. Ini tentu kondisi yang berat bagi kehidupan kita, " kata Malik.

Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbudristek, Dr Abdul Kahar, mengatakan mahasiswa maupun siswa yang kesulitan akibat kenaikan BBM dapat mengajukan KIP Kuliah maupun PIP.

"Tapi apakah usulan diterima atau tidak, semua tergantung sekolah atau kampus masing-masing. Tergantung kuotanya, " kata Kahar. 

Baca juga: Mahasiswa Mamuju duduki SPBU tolak kenaikan BBM

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022