siswa yang melewati jembatan tersebut berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo Hengki Cahjo Saputra mengatakan penyebab putusnya jembatan gantung di Desa Kregenan tersebut diduga karena kelebihan beban.

"Banyak siswa SMPN 1 Pajarakan melakukan jalan santai melewati jembatan gantung itu yang menyebabkan overload, sehingga cantolan pemberat jembatan yang berada di ujung jembatan patah," katanya dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat.

Sebuah jembatan gantung penghubung Dusun Kapasan, Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan dengan Dusun Klompangan, Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan ambruk pada Jumat, sehingga menyebabkan 40 siswa dan satu guru jatuh ke sungai.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 15 orang yang terdiri dari siswa dan guru sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan.

"Ketika berada di atas jembatan, siswa yang melewati jembatan tersebut berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan dan beban jembatan juga berlebihan," tuturnya.

Baca juga: Jembatan putus, puluhan siswa-guru di Probolinggo terjatuh ke sungai
Baca juga: Jembatan roboh, akses jalan di Natuna terputus

Menurutnya beban yang ada saat kejadian memang di luar kemampuan karena sekitar 36 anak berada di atas jembatan pada waktu bersamaan dan apabila satu anak beratnya 50 kilogram maka sudah ada beban 1,8 ton.

Jika beban 1,8 ton itu di tengah-tengah jaraknya dengan bentang 20 meter, kemudian 10 meter dibagi kanan kiri, maka hampir kurang lebih 3,6 ton dalam waktu bersamaan.

"Kalau itu ditambah dengan goyangan bisa-bisa bebannya 7 sampai 10 ton, makanya jembatan tidak mampu dan ambruk karena overload. Kalau jembatan gantung biasanya yang lewat berjalan statis, kalau diam tentunya akan menambah beban pada jembatan," katanya.

Akibat ambruknya jembatan gantung tersebut, lanjut dia, kondisi jembatan di sisi timur sungai, pondasi dan balok poer serta pilon jatuh ke sungai, sedangkan sisi barat sungai, besi angker atau cantolan pemberat jembatan putus.

"Untuk penanganan sisi timur perlu dilakukan pembangunan kembali balok angker, pondasi dan pilon jembatan. Untuk sisi barat pembangunan kembali balok angker. Untuk kabel selling dan lantai jembatan juga perlu diperbarui," ujarnya.

Baca juga: BPBD: Dua jembatan di Aceh Utara putus akibat banjir
Baca juga: Jembatan gantung nyaris putus lukai belasan pelajar di Tanjabbar

Ia menjelaskan penanganan masih dilakukan asesmen di lapangan oleh Dinas PUPR dan untuk pembenahan nanti masih dirapatkan dengan BPBD Kabupaten Probolinggo karena bencana tupoksinya BPBD.

"Harapannya dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan pembenahan untuk penggantian jembatan gantung dan mudah-mudahan dari hasil rakor itu bisa menggunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga) dalam waktu dekat untuk dilakukan perbaikan," katanya.

Hengky mengatakan pihaknya akan melakukan asessmen untuk jembatan-jembatan gantung yang lain yang ada di Kabupaten Probolinggo dan apabila memang dari asessmen terdeteksi awal harus ada perbaikan, maka akan segera dilakukan perbaikan agar tidak terjadi kejadian serupa di Desa Kregenan.

"Saya imbau kepada masyarakat jika melewati jembatan gantung maka harus berjalan dan jangan berhenti atau diam, apalagi sambil digoyang-goyangkan karena hal itu sangat berbahaya sekali," ujarnya.

Baca juga: BPBD dan petugas gabungan bangun jembatan darurat di Cibinong-Cianjur

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022