Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi untuk mendorong ekspor Indonesia dengan membahas pengurangan tarif bagi produk asal tanah air.

  "Saat ini, produk ikan tuna Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 7 persen sementara produk serupa asal negara tetangga sudah dibebaskan tarif bea masuk oleh Jepang. Untuk ekspor buah nanas dan pisang, masih dikenakan pembatasan atas jumlah ekspor yang mendapatkan fasilitas," kata Airlangga.

  Dalam perbincangan di sela pertemuan menteri IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles tersebut, Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk aktif dalam keempat pilar IPEF terutama pilar kedua yang terkait dengan supply chain.

  Airlangga berharap akan mendapat dukungan dalam pengembangan dua komoditas strategis, yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery melalui fasilitasi perdagangan dan bantuan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Baca juga: Airlangga dorong kerja sama sektor peternakan dengan Selandia Baru Terkait ekspor ikan tuna dalam kaleng, Nishimura menyampaikan sedang menyelesaikan pembahasan di kementerian terkait di Jepang, sedangkan untuk peningkatan kuota jumlah ekspor pisang dan nanas yang mendapatkan fasilitas telah disetujui oleh pemerintah Jepang.

  "Jepang juga akan terus mendukung kerja sama di dalam pengembangan semi conductor, EV battery, dan pengembangan SDM pendukungnya," katanya.

  Pada kesempatan tersebut Nishimura juga menyampaikan permintaan agar permasalahan besi baja untuk bahan baku industri Jepang di Indonesia dapat dipermudah supaya lebih lancar.

  Terkait dengan masalah besi baja ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang juga hadir dalam pertemuan, menyampaikan bahwa usulan penyelesaian masalah sudah hampir selesai dibahas dan akan selesai dengan cepat pada akhir September 2022 ini, sebelum acara pertemuan dengan Menteri METI.

Baca juga: Menko Airlangga sebut IPEF tingkatkan kerja sama ekonomi Indo-Pasifik

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022