Mukomuko (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu  melalui Tim Kaji Kebutuhan Kerugian Pascabanjir sampai sekarang masih menghitung kerugian materi akibat bencana banjir bandang yang melanda daerah tersebut sejak 10 hari yang lalu.

"Kini masih menghitung kerugian akibat banjir. Tahap penghitungan dan pendataan ini untuk memastikan berapa kebutuhan setelah banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko Ramdani, di Mukomuko, Sabtu.

Ia mengatakan setelah itu dari hasil penghitungan dan pendataan tersebut akan menjadi usulan kabupaten ini kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Masalah perpanjangan masa transisi ke pemulihan setelah banjir, ia mengatakan, pihaknya meminta kepada Bupati, agar diperpanjang dan bisa juga tidak diperpanjang.

Baca juga: Penanganan banjir Mukomuko masuk transisi darurat ke pemulihan

Baca juga: Kemarin, banjir Mukomuko hingga PPKM level 1 di Indonesia


Ia mengatakan masa transisi darurat ke pemulihan diperpanjang apabila daerah ini nantinya menggunakan dana pusat untuk pembangunan sarana yang rusak akibat banjir.

Makanya untuk menghitung kerugian materi akibat banjir membutuhkan kajian, tetapi besar peluang masa transisi darurat ke pemulihan diperpanjang untuk membangun dan memperbaiki salah satunya belum selesai pembangunan rumah roboh akibat banjir.

Ia mengatakan, perpanjangan masa transisi darurat ke pemulihan maksimal satu tahun apabila ada yang harus dikerjakan, setelah itu baru tahap berikutnya, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Seandainya memang ada dana untuk penanganan darurat dari pemerintah pusat, maka besar kemungkinan masa transisi darurat ke pemulihan diperpanjang," ujarnya.

Sebanyak 432 keluarga di daerah ini terdampak, tempat pelelangan ikan (TPI) terendam, dua perahu nelayan hanyut, dua unit alat tangkap ikan rusak, dua perahu rusak berat, dan satu perahu rusak sedang, dan satu rumah hanyut.

Sebanyak 432 keluarga tersebut tersebar di lima kecamatan di daerah ini, yakni sebanyak 22 keluarga di Desa Semundam, 95 keluarga di Desa Air Buluh, 74 keluarga di Desa Pulau Makmur, 36 keluarga di Desa Pulau Baru.

Kemudian sebanyak 33 keluarga di Desa Pondok Kopi, tujuh keluarga di Desa Pasar Ipuh, lima keluarga di Desa Dusun Pulau, 38 keluarga di Desa Talang Rio,12 keluarga di Desa Air Rami, 105 keluarga di Desa Pondok Batu, dan lima keluarga di Kecamatan Lubuk Pinang.

Ia menjelaskan, untuk sementara kerugian akibat banjir itu mencapai Rp2,5 miliar, tetapi kerugian akibat banjir sebesar itu belum rinci karena ada tim akan menghitungnya.*

Baca juga: Kerugian akibat banjir di Mukomuko capai Rp2,5 miliar

Baca juga: Ratusan rumah di Mukomuko terendam banjir

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022