Mukomuko, Bengkulu (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, terpaksa berutang kepada pemilik warung dan toko untuk mendapatkan berbagai bahan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh warga yang menjadi korban bencana alam di daerah ini.
 
"Kita ambil dulu barangnya di warung dan toko di wilayah ini, pembayarannya setelah cair dana belanja tidak terduga (BTT)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko Ramdani, di Mukomuko, Minggu.
 
Pemerintah Kabupaten Mukomuko menggunakan anggaran sekitar Rp300 juta dari pos anggaran BTT untuk penanganan banjir bandang yang melanda lima kecamatan di daerah ini.

Baca juga: BPBD laporkan 73,5 hektare sawah di Provinsi Bengkulu terdampak banjir
 
Namun anggaran sebesar Rp300 juta dari pos BTT itu tidak seluruhnya untuk membeli berbagai bahan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh korban banjir di daerah ini.
 
Ia mengatakan, pihaknya sebelumnya telah mengusulkan pencairan anggaran BTT. Kemungkinan dalam waktu dekat anggaran untuk penanganan banjir tersebut dapat dicairkan.

Baca juga: Kerugian banjir di tujuh wilayah Bengkulu mencapai Rp148 miliar
 
Sebanyak 432 keluarga di daerah ini terdampak, tempat pelelangan ikan (TPI) terendam, dua perahu nelayan hanyut, dua unit alat tangkap ikan rusak, dua perahu rusak berat, dan satu perahu rusak sedang, dan satu rumah hanyut.
 
Sebanyak 432 keluarga tersebut tersebar di lima kecamatan di daerah ini, yakni sebanyak 22 keluarga di Desa Semundam, 95 keluarga di Desa Air Buluh, 74 keluarga di Desa Pulau Makmur, 36 keluarga di Desa Pulau Baru.

Baca juga: Lebih 3.000 keluarga terdampak banjir di Bengkulu
 
Kemudian sebanyak 33 keluarga di Desa Pondok Kopi, tujuh keluarga di Desa Pasar Ipuh, lima keluarga di Desa Dusun Pulau, 38 keluarga di Desa Talang Rio,12 keluarga di Desa Air Rami, 105 keluarga di Desa Pondok Batu, dan lima keluarga di Kecamatan Lubuk Pinang.
 
"Hanya sebagian kecil korban banjir di daerah ini yang belum menerima bantuan bahan pokok dari pemerintah setempat," ujarnya.

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022