Jakarta (ANTARA) - Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Retno Asti Werdhani menyatakan semua sekolah seharusnya menggencarkan tes kesehatan COVID-19 pada seluruh satuan pendidikan di tengah terjadinya pergantian musim.

“Pada anak-anak malah gejalanya lebih ringan dan kebanyakan tidak mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Berarti memang mereka atau bahkan kita tidak tahu kalau ternyata mereka memiliki COVID-19,” kata Asti dalam Talkshow Pengawasan Protokol Kesehatan di Sekolah yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Menanggapi banyak fenomena anak terkena batuk dan pilek di tengah pergantian musim, Asti menuturkan bahwa pemeriksaan COVID-19 menjadi hal yang sangat penting dilakukan untuk membedakan gejala COVID-19 dengan flu yang kerap terjadi saat memasuki musim penghujan.

Tes COVID-19 dapat membantu orang tua memperkuat perlindungan pada anak-anak, terutama bagi anak di bawah usia enam tahun yang belum bisa divaksinasi. Orang tua dapat menggunakan antigen maupun tes PCR agar kondisi tubuh anak dapat secara valid dan dipastikan bebas dari infeksi.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat permudah anak usia sekolah terima vaksin COVID-19

Baca juga: New York longgarkan aturan COVID-19 di sekolah TK hingga SMA


Sebab menurutnya, banyak anak yang terpapar tidak memiliki gejala maupun bergejala ringan dan tes harus dilakukan sesegera mungkin setelah anak merasakan gejala COVID-19 yakni tidak enak badan, tenggorokan sakit, demam, batuk dan pilek. Beberapa orang yang tertular, juga bisa merasakan gejala yang khas seperti diare atau hilang penciuman.

“Kalau kita bilang influenza like illness. Kita perlu untuk proaktif diperiksakan untuk tes COVID-19 supaya kita bisa memastikan bahwa itu positif atau tidak. Kalau pun misalnya positif, kita bisa langsung melakukan penelusuran (tracing),” ujar Asti.

Di sisi lain tes COVID-19 bisa dijadikan sebagai wadah setiap sekolah dan pemerintah untuk segera melakukan pelacakan kasus positif, setelah anak melakukan kontak erat dengan seseorang baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dalam kesempatan itu Asti turut meminta agar usai pembelajaran di sekolah diselenggarakan, semua orang tua harus segera membawa anak-anak untuk pulang ke rumah. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain yang berpotensi menularkan virus.

“Penting lagi apabila ternyata anak-anak tersebut, setelah ditanya habis berdekatan atau kontak dengan orang dewasa atau sesama anak yang ternyata batuk pilek juga, itu perlu tetap kita waspadai,” katanya.*

Baca juga: Dua tahun belajar di rumah, jutaan siswa Filipina kembali ke sekolah

Baca juga: Kota Shanghai di China akan buka lagi sekolah mulai 1 September


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022