Jakarta (ANTARA) - YouTube sukses menghasilkan sebesar 6 miliar dolar AS (Rp89,5 triliun) sebagai pembayaran untuk industri musik pada periode Juli 2021 hingga Juni 2022.

"Saya sangat bangga dengan kemajuan YouTube dalam mendorong pendapatan kembali ke industri musik," kata kepala musik global YouTube Lyor Cohen seperti dilaporkan Hollywood Reporter, Selasa (13/9).

"Kami tetap fokus untuk menjadi kontributor pendapatan nomor satu untuk industri sambil juga membangun pengalaman musik yang terhubung di semua format musik untuk penggemar dan artis yang memungkinkan penemuan, konsumsi, dan partisipasi," sambungnya.

Seiring mengembangkan bisnis musiknya, YouTube juga berusaha mengubah hubungannya dengan artis dan pemegang hak. Pada bulan Agustus lalu, YouTube bersama Amazon Music, Apple Music, Pandora, dan Spotify mencapai kesepakatan dengan penerbit musik top untuk secara bertahap meningkatkan tarif royalti menjadi 15,35 persen selama lima tahun ke depan.

Perjanjian tersebut pun membantu menghindari terulangnya pertempuran hukum antara streamer seperti Spotify atau YouTube Music dan pemegang hak musik yang memperebutkan tarif royalti selama 2018 hingga 2022.

Di sisi lain, bisnis iklan YouTube juga dikabarkan telah menghasilkan pendapatan sebesar 7,3 miliar dolar AS selama kuartal kedua. Tahun lalu, YouTube mengatakan bahwa pihaknya telah melampaui 50 juta pelanggan YouTube Music termasuk pengguna gratis dan berbayar.

Baca juga: YouTube Fanfest kembali dihelat di Indonesia

Baca juga: YouTube Amerika sediakan laman khusus podcast

Baca juga: YouTube hapus video tes mobil Tesla yang mencoba tabrak anak

Penerjemah: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022