Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN mengklaim konversi kompor elpiji ke kompor induksi mampu menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lantaran harga keekonomian listrik lebih murah ketimbang harga keekonomian elpiji.
 
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya telah melakukan uji klinis terhadap 2.000 proyek percontohan di Solo dan Bali.
 
"Program konversi kompor induksi ternyata terbukti memberikan penghematan APBN walaupun ini masih dalam skala uji klinis, yaitu 2.000 sampel saja. Dari sampel 23 keluarga penerima manfaat ada saving APBN sekitar Rp20 juta per tahun," kata Darmawan.
 
Berdasarkan hitungan PLN, konversi kompor elpiji ke kompor induksi dalam skala yang lebih besar mampu menghemat APBN menghemat Rp330 miliar per tahun untuk 300 ribu keluarga penerima manfaat pada tahun 2022.
 
Program konversi tahun depan dengan menyasar 5 juta keluarga penerimaan manfaat diproyeksikan bisa menghemat Rp5,5 triliun per tahun. Apabila jumlah keluarga penerimaan manfaat mencapai 15,3 juta, maka proyeksi penghematan APBN bisa mencapai Rp16,8 triliun per tahun.
 
"Saving ini dari mana? Ini dari fakta bahwa per kilogram elpiji biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp20 ribu, sedangkan biaya keekonomian (kompor induksi) sekitar Rp11.300 per kilogram listrik ekuivalen," terang Darmawan.
 
Berdasarkan arahan Kementerian ESDM, lanjutnya, kompor induksi harus lebih cepat memasak dibandingkan dengan kompor elpiji tiga kilogram.

Dengan demikian, PLN juga melalukan perubahan spesifikasi kompor induksi tersebut. Apabila memasak air menggunakan kompor elpiji memerlukan waktu 10 menit 29 detik, sedangkan jika menggunakan kompor induksi 1.800 watt kecepatan memasak air bisa diturunkan menjadi 8 menit 47 detik.
 
Darmawan mengungkapkan ada berbagai masukan terkait penggunaan kompor induksi terhadap daya terpasang. Menurutnya, kompor induksi menggunakan jalur khusus yang sudah dihitung langsung supaya tidak menjadi masalah dengan daya yang terpasang pada pelanggan rumah tangga baik itu 450 VA maupun 900 VA.
 
Ia menjamin kompor induksi dengan spesifikasi terbaru itu memiliki keunggulan dari segi biaya memasak, keamanan, kecepatan, dan kenyamanan dibandingkan kompor elpiji tiga kilogram.

Baca juga: Kementerian ESDM ajak masyarakat beralih ke kompor induksi

Baca juga: PLN perluas konversi LPG ke kompor induksi di empat kabupaten Bali

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022