Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, gencar mengajak keluarga yang memiliki ibu hamil dan anak stunting untuk terlibat dalam Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran dan buah guna mengatasi permasalahan stunting.

"Stunting ada hubungan dengan pola konsumsi pangan. Ketika kebutuhan nutrisi tidak cukup di tubuh, yang terdampak itu ibu hamil dan anak yang dilahirkan berada pada kondisi tumbuh kembang tidak normal," kata Penyuluh Pertanian Lapangan Dinas Pertanian Manggarai Barat Tarsisius Pion Rinca saat memberikan Sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari dalam Road Show Dharma Pertiwi Percepatan Penurunan Stunting di Labuan Bajo, Kamis.

Di depan Ketua Umum Dharma Pertiwi Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Andika Perkasa, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, dan rombongan, Tarsisius menjelaskan bagaimana pemerintah selalu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan lebih maksimal melalui Program P2L.

Baca juga: BKKBN NTT atasi stunting melalui upaya preventif keluarga

Dalam program itu, kata dia, keluarga bisa menanam berbagai jenis sayur, buah, dan umbi-umbian di antaranya sayur sawi, kangkung, selada, kelor, terung, tomat, cabai, wortel, dan kentang. Selain itu, keluarga bisa menanam tanaman apotek hidup. Dengan demikian, kebutuhan gizi keluarga telah terpenuhi dari halaman rumah masing-masing tanpa perlu ke pasar.

Dia menjelaskan setiap keluarga tentunya memiliki pekarangan rumah. Namun, lahan yang ada sering tidak dimanfaatkan dengan baik. Jika ditanam berbagai sayuran, keluarga bisa mendapatkan asupan gizi bagi keluarga khususnya anak yang mengalami stunting. Apalagi pemenuhan zat gizi juga dibutuhkan oleh ibu hamil.

Program dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTT ini baru diimplementasikan di lima desa, salah satunya Desa Pantar, Kecamatan Komodo. Tarsisius selaku penyuluh pertanian terus mengajak keluarga untuk memanfaatkan pekarangan rumah sembari melakukan inovasi guna menarik minat keluarga.

Baca juga: Dharma Pertiwi perkuat edukasi penurunan stunting di Labuan Bajo

"Jangan lupa konsumsi sayur tiap pagi, siang, dan malam. Ingat anak kita generasi penerus. Manfaatkan pekarangan," kata dia.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa persentase kasus stunting di Manggarai Barat kini berada pada angka 15,89 persen, naik bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat pun berkomitmen untuk menuntaskan kemiskinan guna mencegah stunting lewat berbagai program intervensi khususnya pemanfaatan pekarangan rumah.

Baca juga: BKKBN: TNI berperan sosialisasikan KIE gizi guna tekan balita kerdil

"Mohon dukungan dan kerja keras bersama agar angka kasus ini bisa segera menurun," katanya.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022