Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono meminta Fraksi PPP di DPR RI kompak dan mengikuti satu komando dalam mengawal aspirasi umat.

"Kita harus semangat, kompak, dan satu komando; sehingga PPP bisa terus mewarnai DPR melalui kerja-kerja legislasi yang bertujuan mengawal aspirasi umat dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik," kata Mardiono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Mardiono menyampaikan hal itu saat memimpin rapat konsolidasi Fraksi PPP DPR di Kantor DPP PPP di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu malam (14/9). Dalam rapat konsolidasi tersebut, turut hadir Ketua Fraksi PPP DPR Amir Uskara,  Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi, dan anggota Fraksi PPP DPR.

Meskipun saat ini PPP hanya memiliki 19 kursi, dia meyakini PPP tetap bisa memberikan warna tersendiri di DPR.

Selain tugas-tugas legislasi, Mardiono juga menginstruksikan semua anggota fraksi menyukseskan pemenangan PPP pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, dengan tetap maju sebagai anggota legislatif.

"Menginstruksikan anggota Fraksi PPP DPR untuk maju sebagai caleg 2024," tambahnya.

Baca juga: Pertaruhan Mardiono untuk menyelamatkan PPP

Dia meyakini semua anggota DPR telah melakukan kerja-kerja elektoral dengan selalu turun ke konstituen di tengah kesibukan mereka menjalankan amanah dan tugas-tugas negara.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi memastikan Fraksi PPP akan selalu kompak mengikuti arahan pimpinan DPP PPP. Fraksi merupakan perpanjangan tangan DPP PPP, tambahnya.

"Fraksi PPP akan selalu kompak mengawal kebijakan DPP PPP dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik," kata Baidowi.

Saat ini, katanya, seluruh anggota Fraksi PPP akan fokus pada tugas yang sudah diberikan, termasuk tugas di komisi dan alat kelengkapan dewan (AKD).

"Kami meminta Fraksi PPP fokus pada tugas-tugas komisi dan AKD lainnya, sehingga bisa maksimal mengawal aspirasi umat," ujarnya.

Baca juga: Plt Ketum: PPP tidak pecah

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022