Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo menegaskan dana hasil penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue seluruhnya akan digunakan untuk ekspansi kredit perseroan.

"Dana rights issue yang sudah kita rencanakan tentu sepenuhnya untuk ekspansi kredit, karena kita tahu target ke depan pembiayaan perumahan itu akan sangat besar. Dan bukan saja kita lakukan untuk pembiayaan kepada KPR yang subsidi, tapi juga non subsidi," ujar Haru dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Rencana emiten berkode saham BBTN itu melakukan rights issue semakin menemukan titik terang. Setelah melakukan keterbukaan informasi awal pada awal pekan ini, sekarang manajemen BTN mendapatkan lampu hijau dari DPR RI.

Komisi XI DPR RI menyetujui penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue BTN, dengan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,48 triliun dan publik sebesar Rp1,65 triliun.

Baca juga: Bank BTN cetak laba Rp1,47 triliun pada semester I 2022

Komisi XI menyatakan PMN kepada BTN dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan BTN dengan capital adequacy ratio (CAR) terjaga di atas 15,4 persen.

Selain itu, PMN juga akan meningkatkan kemampuan bisnis dari BTN, khususnya penyaluran 1,32 juta unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang akan mendukung target prioritas nasional di bidang perumahan, serta pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan.

"Kita ada partnership, ada juga pembiayaan perumahan yang bekerjasama dengan pihak ketiga atau mitra kita, dan tentu semuanya membutuhkan equity atau CAR yang cukup," kata Haru.

Sepanjang periode Januari-Juni 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp286,152 triliun meningkat 7,61 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp265,907 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada semester I 2022.

Baca juga: DPR minta Kemenkeu optimalkan modal hasil 'right issue' BTN

Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Juni 2022 mencapai Rp251,914 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi pada semester I 2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp137,255 triliun, tumbuh 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp126,297 triliun.

Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,84 persen menjadi Rp85,305 triliun pada semester I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80,598 triliun.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022