New York (ANTARA) - Dolar sedikit lebih tinggi terhadap yen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul data yang menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga rebound pada Agustus, sementara franc Swiss mencapai level terkuatnya terhadap euro sejak 2015.

Dolar memangkas beberapa kenaikan menyusul data, yang menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,3 persen bulan lalu, tetapi permintaan barang mendingin karena Federal Reserve AS menaikkan suku bunga. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan tidak akan berubah.

Dolar telah didukung oleh pandangan bahwa Fed akan terus mengetatkan kebijakan moneter secara agresif.

Banyak pelaku pasar percaya bahwa data terbaru termasuk kenaikan mengejutkan minggu ini dalam harga konsumen pada Agustus kemungkinan akan memberikan alasan yang cukup bagi bank sentral AS untuk mengumumkan kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut Rabu (21/9/2022) depan.

"Rincian laporan penjualan ritel hampir tidak sekuat yang diperkirakan. Jika Anda merinci laporan penjualan ritel, umumnya sedikit lebih lembut," kata Adam Button, kepala analis mata uang ForexLive.

Dengan dolar, "mode default di pasar mata uang adalah membeli dolar kecuali ada alasan bagus untuk menjualnya," katanya.

Dolar naik 0,2 persen terhadap yen di 143,47, setelah jatuh 1,0 persen sehari sebelumnya di tengah berita bahwa Bank Sentral Jepang (BOJ) telah memeriksa tentang nilai tukar bersama bank-bank - kemungkinan persiapan untuk pembelian yen. Indeks dolar naik 0,1 persen pada 109,69.

Investor terus memperdebatkan apakah otoritas Jepang benar-benar akan melakukan intervensi untuk mendukung mata uang mereka, yang telah jatuh tajam tahun ini.

Rekor defisit perdagangan Jepang untuk Agustus juga menggarisbawahi tren bearish untuk yen.

Pejabat mata uang Jepang "meningkatkan retorika mereka minggu ini, dan pasar benar-benar masih menyambut gertakan mereka. Sangat sulit untuk membicarakan mata uang turun ketika fundamentalnya sangat berbeda," kata Button.

Di awal sesi, franc Swiss naik terhadap euro ke level terkuatnya terhadap mata uang tunggal sejak Januari 2015, ketika bank sentral Swiss (SNB) menghapus nilai tukar minimumnya 1,20 franc per euro. Sementara itu, dolar turun 0,1 perden terhadap franc Swiss.

SNB juga bertemu minggu depan dan ada beberapa spekulasi di pasar bahwa ia dapat bergabung dengan Fed dan ECB dengan kenaikan suku bunga yang besar. Pasar uang sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin dari SNB, menurut data dari Refinitiv.

Euro menguat 0,2 persen menjadi 0,9996 dolar. Mata uang tunggal mencapai level terendah 20 tahun di 0,9864 dolar minggu lalu.

Di pasar uang kripto, Vitalik Buterin, penemu dan salah satu pendiri Ethereum, menulis di Twitter bahwa peningkatan perangkat lunak utama blockchain Ethereum yang bertujuan untuk memangkas penggunaan energinya telah selesai.

Token, yang menopang jaringan ethereum, terakhir turun 8,6 persen dan bitcoin melemah 2,2 persen.

Baca juga: Dolar menguat tajam, inflasi panas AS picu Fed naikkan bunga agresif

Baca juga: Harga emas anjlok 23,2 dolar, dipicu dolar kuat pascainflasi AS tinggi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022