Jayapura (ANTARA) - Komnas HAM telah memintai keterangan sembilan terduga pelaku mutilasi, baik yang ditahan di Timika maupun di Jayapura, Papua.
 
Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramanday kepada ANTARA, Jumat malam, mengakui pemeriksaan para terduga, baik sipil maupun Prajurit Brigif 20 sudah dilaksanakan.

Pemeriksaan para terduga mutilasi itu dipimpin Komisioner Komnas HAM RI Choirul Anam sejak Selasa (13/9) setelah bertemu dengan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa di Jayapura, katanya.

Baca juga: Komnas HAM periksa prajurit pelaku mutilasi di Papua
 
Ia mengakui selama pemeriksaan terhadap kesembilan terduga pelaku mutilasi tidak ada hambatan yang berarti, termasuk saat pemeriksaan tiga prajurit yang penahanannya dipindahkan ke Rutan Pomdam XVII Cenderawasih di Wamena, Jayapura.
 
"Memang ada tiga prajurit yang penahanannya dipindahkan ke Jayapura, yakni Mayor HFD, Praka PR, dan Pratu RPC," katanya.

Baca juga: Pangdam Cenderawasih: Sidang pelaku mutilasi di Makassar dan Jayapura
Baca juga: Komnas HAM minta kasus empat korban mutilasi diusut tuntas
 
Ketika ditanya tentang pemeriksaan dua prajurit yang diduga terlibat dalam perencanaan dan menerima uang pembagian, Frits mengaku keduanya belum diperiksa.
 
Komnas HAM akan menjadwalkan kembali pemeriksaan kedua prajurit TNI AD karena belum ditetapkan sebagai tersangka, kata Frits Ramanday.
 
Sebanyak 10 tersangka pelaku mutilasi, yaitu Mayor HF, Kapten DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu PC, Pratu R, APL alias Jeck, DU, R, dan RMH, namun RMH hingga kini masih buron.
 
 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022