Sorong (ANTARA) - Fenomena Waterspout atau angin puting beliung terjadi di perairan kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Sabtu sore, menghebohkan masyarakat setempat.

Fenomena Waterspout terjadi pukul 16.00 WIT di perairan antara Pulau Doom Distrik Sorong Kepulauan dan Pelabuhan Laut Kota Sorong. Fenomena alam tersebut diabadikan oleh masyarakat dan viral di media sosial warga kota Sorong.

Rina Warga Pulau Doom Distrik Sorong Kepulauan mengabadikan fenomena Waterspout menggunakan kamera telepon genggam miliknya.

Menurut Rina, fenomena tersebut terjadi kurang lebih 15 meniti. Dirinya baru pertama kali melihat fenomena tersebut secara langsung selama ini hanya lewat media.

Baca juga: Warga di pesisir Manokwari Timur lihat fenomena "Waterspout"

Baca juga: BMKG sebut tidak ada badai angin tornado di Alor


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologia Kelas I Sorong dalam rilisnya menyebutkan bahwa pada pukul 16.00 WIT dilaporkan telah terjadi fenomena angin kencang yang berputar seperti belalai di atas perairan Pelabuhan Sorong.

Fenomena tersebut dikenal dengan waterspout yang identik dengan fenomena puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas. Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB).

Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena tersebut, tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasikan adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan potensi terjadinya fenomena waterspout.

Dikatakan bahwa karakteristik fenomena waterspout yang terjadi adalah kejadiannya bersifat lokal. Terjadi dalam periode waktu yang singkat umumnya sekitar kurang lebih 10 menit.

Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari. Hanya muncul dari sistem awan Cumulonimbus (CB), tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout.

Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat.*

Baca juga: BMKG: Fenomena alam "waters pout" di Manokwari bahaya bagi nelayan

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022