Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memaparkan beberapa programnya berbasis lorong yang disebutnya sebagai bagian dari mitigasi sosial saat bersilaturahmi dengan pejabat Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

"Kami di Makassar punya beberapa program berbasis lorong seperti lorong wisata, pemanfaatan RT dan RW serta komunitas berbasis masyarakat di setiap lorong yang dinamakan Bassi Barania dan lainnya. Semua itu punya tujuan memitigasi masalah sosial dalam masyarakat," ujarnya di Makassar, Senin.

Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto dihadapan Direktur Identifikasi Sosial (Idensos) Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol Arif Mukhfudiarto menyatakan jika masyarakat Makassar sangat heterogen sehingga memungkinkan melahirkan adanya banyak aksi dan reaksi.

Karena itu, kata dia, beberapa program difokuskan kepada lorong-lorong agar pemerintah bisa hadir dan memitigasi masalah-masalah sosial yang mungkin terjadi.

"Peran pemerintah sangat penting, seumpama tubuh, maka pemerintahan adalah otaknya. Dan komunitas masyarakat di lorong-lorong adalah selnya. Jika otak slow response, tentunya akan menimbulkan aksi reaksi," katanya.

Menurutnya, Makassar dengan jumlah penduduk 1,5 juta jiwa, dengan tingkat heterogenitas sosial yang tinggi, dengan dinamika berbagai variabel, menimbulkan banyak aksi dan reaksi.

Danny Pomanto, mengakui sebagai anak lorong, 40 tahun hidup dan besar di lorong, menjadikan kepekaan dan respon cepat menjadi keseharian dalam berbagai hal.

"Orang kenal saya sebagai anak lorong, jadi pada dasarnya saya paham betul persoalan di lorong, potensi di lorong, dan solidaritas di lorong," tuturnya.

Salah satu hal yang dimiliki Makassar, adalah mitigasi sosial. Jika kota atau kabupaten lainnya memiliki RT/RW, maka di Makassar setelah RT/RW ada Bassi Barania dan Dewan Lorong. Dewan lorong ini dipilih 3 orang dari unsur orang tua, perempuan dan millenial, yang dilatih dengan sensor sosial.

"Permasalahan sosial tidak boleh dibiarkan, harus ada mitigasi sosial. Seperti yang kita lakukan pada malam ini, pembinaan bagi keluarga binaan, pendampingan UMKM hingga mampu memahami digitalisasi," ungkap Danny.

Hal senada diungkapkan Dir Idensos Densus 88 Mabes Polri Brigjen Pol Arif Mukhfudiarto yang mengatakan Densus 88 bekerja secara terus menerus tanpa putus.

"Seperti filosofi angka delapan. Maka Densus 88 bekerja tanpa putus seperti angka 8. Menyelesaikan masalah bukan hanya pada penyelidikan, penyergapan, hingga penahanan, tetapi berlanjut hingga pembinaan," ujarnya.

Bukan cuma itu, pihaknya juga rutin melakukan pembinaan terhadap keluarga binaan, menjalin silaturahmi, hingga menjadi teman dan saudara.

Saat ini keluarga binaan telah mengembangkan berbagai kegiatan UMKM, seperti usaha menjahit, usaha bakso dan sosis bakar, usaha roti, keripik, donat, dan berbagai usaha lainnya.

Silaturahmi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama pejabat Densus 88 Antiteror Polri terkait kegaiatan Deradikalisasi dan Pembinaan terhadap Eks Napiter dan Keluarga Napiter.

 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022