Rumah sederhana itu menyimpan dokumentasi dan barang-barang peninggalan Syafii Maarif sejak kecil dan masih tertata dengan rapi, bangunan itu juga belum pernah dipugar.
Sijunjung (ANTARA) -
Museum rumah kecil Buya Syafii Maarif , tokoh Muhammadiyah yang wafat pada Mei 2022 dan diusulkan agar bisa menjadi Pahlawan Nasional yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, diresmikan, Senin.

Peresmian museum dirintis  Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung.
 
Museum itu merupakan rumah keluarga orangtua laki-laki dari Ahmad Syafii Maarif di Pasar Rakyat Jorong Calau, Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung.
 
"Rumah ini adalah rumah Bako atau keluarga besar ayah dari Buya Syafii, sejak umur 18 bulan ia pindah ke rumah ini karena ibunya wafat saat itu, artinya dari kecil Buya sudah menempati rumah ini hingga merantau ke Jawa," kata seorang kerabat Buya Syafii, Yusriati (62) di Sijunjung.

Ia mengatakan Syafii Maarif dikenal hidup sederhana dan berwawasan luas sejak kecil, Buya juga selalu menginap di rumah berstruktur bangunan lama berbahan kayu yang dibangun pada 1925 itu setiap pulang ke kampung halamannya yang jauh dari perkotaan itu.
 
"Listrik penerangan di kampung ini baru teraliri pada 2004, jalan diperbaiki, mesjid dibangun, semua itu perjuangan Buya, beliau banyak berjasa," kata dia.
 
Rumah sederhana itu menyimpan dokumentasi dan barang-barang peninggalan Syafii Maarif sejak kecil dan masih tertata dengan rapi, bangunan itu juga belum pernah dipugar.
 
Rektor UM Sumbar Riki Saputra saat meninjau langsung peresmian Rumah Museum Buya Syafii Maarif mengatakan, akademisi UM Sumbar siap bersama masyarakat dan pemerintah untuk melanjutkan pembangunan museum dan proses pengusulannya sebagai Pahlawan Nasional.
 
Menurutnya, UM Sumbar telah memulai momentum pengusulan Tokoh Nasional dengan memberikan nama salah satu gedung di UM Sumbar Kota Padang sesuai nama lengkap Syafii Maarif.
 
"Sosok Buya tidak saja sebagai Tokoh Muhammadiyah, beliau tidak saja milik Sijunjung, ia guru bangsa dan cendekiawan dunia dan pantas diusung menjadi Pahlawan Nasional sebagaimana pengabdian beliau untuk Sumbar dan indonesia selama hidupnya," kata Riki.
 
Ia bersama Civitas UM Sumbar akan melakukan langkah nyata untuk menjadikan Syafii Maarif sebagai Pahlawan Nasional yang kini dimulai dengan peresmian Museum Rumah Kecil Buya Syafii.
 
"Saya mewakili UM Sumbar saya katakan niat menjadikan beliau menjadi pahlawan nasional akan dilakukan secara nyata, ini akan menjadi salah satu destinasi sejarah dan wisata seperti halnya Rumah Kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi," katanya.

Wakil Bupati Sijunjung, Iraddatillah menyambut baik dan mengapresiasi langkah awal yang dirintis oleh UM Sumbar untuk menjadikan Syafii Maarif sebagai Pahlawan Nasional.
 
"Buya Syafii Maarif merupakan Guru Bangsa kita semua, peresmian museum rumah kecil ini sangat menjadi perhatian besar Pemda Sijunjung dan memulai perjuangan untuk mendapatkan gelar nasional bagi, bagi kami penelitian dari akademisi baik profesor dan doktor untuk kajian ilmiah yang mungkin berat, karena itu kami berterima kasih kepada UM Sumbar yang ternyata memiliki niat yang sama," kata Wabup menjelaskan.
 
Ia mengatakan Syafii Maarif pernah ditawari jabatan politik di Sumbar namun ditolak dan sebaliknya berpesan agar bisa membangun nagari dan menjadikan semua kritikan sebagai masukan yang membangun.
 
"RSUD Sijunjung akan kami namakan sesuai nama buya untuk menghormati guru bangsa, ini menjadi salah satu momentum pendukung, Pemda komitmen mendukung," katanya.
Baca juga: BJ Habibie wafat, Syafi'i Ma'arif terkenang cerita tentang Ainun
Baca juga: Muhammadiyah gelar lomba penulisan angkat kiprah tokoh lokal
Baca juga: Duka meliputi pemakaman Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy

 

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022