Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menghapus atau menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen seperti yang selama ini dikenakan terhadap barang dan jasa. "Soal PPN, kadang-kadang kita punya pikiran terbalik. Kita ingin sekolah yang rusak diperbaiki, jalan yang rusak diperbaiki, di sisi lain kita (ingin) pajak dihapuskan. Jadi ya tak bisa kalau pajak dihapus," kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka Expo Jasa Boga di Jakarta, Rabu. Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) mendesak pemerintah (wapres) agar bersedia mencabut atau menurunkan PPN 10 persen yang dikenakan terhadap barang-barang makanan jasa boga (katering). Atas desakan tersebut Wapres menjelaskan bahwa pajak khususnya PPN dan PPH tetap diperlukan pemerintah guna mendukung pembangunan. "Dan sebanarnya soal PPN itu bukan dibebankan kepada para pengusaha katering, tetapi kepada tuan rumah yang melakukan pesta. jadi ibu-ibu (pengusaha katering) hanya diminta tolong menagihkan. Sebagai katering anda tidak bayar PPN, tetapi si pemesan katering yang membayarnya," kata Wapres yang disambut senyum para pengusaha katering. Dalam penjelasn lainnya, Wapres mengungkapkan bahwa masyarakat yang melakukan pesta dengan memesan katering tentu pasti mampu untuk membayar PPN sebesar 10 persen tersebut. "Jadi ibu-ibu (pengusaha katering) mari tolong negara. Maukan ibu-ibu tolong negara kan?," kata Wapres Jusuf Kalla. Sementara itu, mengenai Pajak Penghasilan (PPh), tambah Wapres, hanya akan dipungut oleh pemerintah apabila perusahaan mendapatkan untung. Efisiensi nasional Mengenai usaha jasa boga (katering) yang saat ini mulai berkembang, Wapres Jusuf Kalla menilainya sebagai sebuah usaha yang bisa membuat efisiensi nasional. "Usaha katering ini akhirnya bisa mengubah budaya. Kalau dulu jika ada pesta maka saudara-saudara akan datang berkumpul bawa pisau, untuk memasak bareng, sekarang tinggal pesan katering beres. Itu suatu efisiensi nasional," kata Wapres dengan nada tinggi. Usaha katering, tambahnya, pada awalnya hanyalah pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh para ibu-ibu, namun lama-lama menjadi usaha yang berkembang dan bahkan industri modern. Namun, ujar Wapres, para pengusaha katering agar tidak hanya puas sampai di sini, tetapi bisa terus mengembangkannnya dalam bentuk wara laba. "Dengan sistem waralaba (franchis) nanti bisa go nasional dan bahkan go internasional," kata Wapres. Expo Jasa Boga Indonesia kali ini berlangsung selama dua hari (5 s/d 6 april) dan diikuti oleh 102 stan dari para pengusaha katering di seluruh Indonesia. Dalam Expo Jasa Boga kali ini, juga dipamerkan "Tumpeng Jajan Pasar Nusantara" yang memiliki tinggi 6,21 m dan berdiameter 10 m. Tumpeng berbentuk candi Borobudur tersebut terbuat dari 550 kg sawut singkong, 150 kg cemilan, serta berbagai sayuran dengan berat 4 ton berhasil memecahkan rekor MURI. Pengerjaaan tumpeng Candi Borobudur tersebut dilakukan oleh 107 orang. (*)

Copyright © ANTARA 2006