Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha menginstruksikan seluruh dinas kesehatan di daerah segera mengimplementasikan transformasi enam pilar layanan kesehatan.

"Dinas kesehatan adalah ujung tombak kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Hal itu menandakan transformasi kesehatan sudah harus dilakukan di level tersebut, di semua wilayah di Indonesia," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan transformasi kesehatan merupakan salah satu amanat dari Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Kesehatan, selain melaksanakan tugas menyelesaikan pandemi COVID-19 dan vaksinasi.

Ada enam pilar transformasi kesehatan yang diusung Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Pilar pertama, layanan primer melalui program revitalisasi 300 ribu fasilitas Posyandu serta 12 ribu fasilitas Puskesmas di seluruh Indonesia.

Baca juga: AIPI dorong pemerintah transformasi layanan kesehatan primer

Program kerja meliputi tata ulang jaringan fasilitas layanan kesehatan untuk mencapai pemerataan layanan kepada seluruh usia.

Pilar kedua, transformasi layanan rujukan rumah sakit yang fokuskan pada deteksi dini tiga penyakit terbesar di Indonesia, yakni jantung, kanker, dan stroke.

Pilar ketiga, sistem ketahanan kesehatan dengan cara memastikan vaksin, diagnostik, dan terapeutik semuanya tersedia di Indonesia. "Minimal 50 persen bahan baku ada di dalam negeri dan diproduksi di dalam negeri," ujarnya.

Pilar keempat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, dengan melakukan transparansi dan perhitungan yang benar atas pembiayaan kesehatan untuk menghindari terjadinya masalah antara penyedia jasa dan yang membayar jasa.

Pilar kelima, SDM kesehatan melalui pemerataan tenaga kesehatan di seluruh daerah. Standar jumlah dokter sesuai panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah satu per 1000 penduduk.

Kebutuhan di Indonesia masih belum terpenuhi, ditambah dengan distribusi yang belum merata. "Pemerataan SDM Kesehatan yang berkualitas diperlukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan," katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi ketersediaan SDM kesehatan melalui academic health system yang mengakomodasi potensi masing-masing institusi ke dalam satu rangkaian visi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat.

Konsep tersebut mengintegrasikan pendidikan kedokteran bergelar dengan program pendidikan profesional kesehatan lainnya yang memiliki rumah sakit pendidikan atau berafiliasi dengan rumah sakit pendidikan, sistem kesehatan, dan organisasi pelayanan kesehatan.

Kunta berharap metode itu dapat menghitung jumlah dan jenis lulusan SDM Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan di daerah.

Pilar keenam adalah transformasi teknologi kesehatan yang terkait teknologi farmasi dan bioteknologi. "Salah satu transformasi teknologi kesehatan yang sedang diupayakan selain aplikasi PeduliLindungi, Kemenkes akan memastikan rekam medis di rumah sakit dicatat dan direkam dengan baik secara digital," katanya.

Baca juga: Menkes paparkan rancangan transformasi kesehatan 2023, Rp88,5 triliun

Baca juga: Kemenkes manfaatkan dana 2023 untuk enam pilar transformasi kesehatan


Pada sektor bioteknologi, kata Kunta, dipakai sebagai alat diagnosis yang canggih. Sebelumnya, untuk melihat kondisi kesehatan seseorang diambil dari sampel darah, MRI, atau CT Scan.

"Ke depan diagnosisnya menggunakan genom sequencing, karena dengan ini bisa dilihat secara benar-benar rinci, yang ada di tubuh itu kondisinya seperti apa, kesehatan kita, dan ke depannya bisa jadi seperti apa," katanya.

Mesin genome sequencing disediakan dan digunakan di rumah sakit rujukan nasional, antara lain RS Kanker Dharmais, RS PON untuk stroke, RSCM untuk penyakit metabolik seperti diabetes dan ginjal, RS di Yogyakarta, kemudian RSPI untuk infeksi, dan RS Sanglah.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022