Dukungan berkelanjutan dan komitmen kuat CEPI
Jakarta (ANTARA) - Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) membuka jaringan vaksin global bagi industri farmasi di Indonesia kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan RI.

"CEPI telah memilih PT Bio Farma (Persero) untuk berpartisipasi menjadi jejaring manufaktur sebagai bagian dari respons terhadap wabah penyakit infeksi emerging di masa yang akan datang," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Jakarta, Selasa.

CEPI adalah koalisi internasional yang terdiri atas pemerintah, akademisi, filantropis, lembaga swasta dengan visi menciptakan dunia yang bebas dari ancaman epidemi dan pandemi.

Misi CEPI adalah mempercepat pengembangan vaksin dan respons biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi agar dapat dijangkau oleh semua orang yang membutuhkan, serta produksi vaksin secara cepat dan berkesinambungan.

Kunta menyebut CEPI sebagai salah satu entitas pelaksana untuk memajukan upaya kolaboratif antarlembaga kesehatan global.

Baca juga: CEPI: Hanya akses adil terhadap vaksin yang akan akhiri pandemi

Baca juga: CEPI siap bekerja sama dengan Indonesia untuk lawan pandemi


Dalam melakukannya, CEPI telah menempatkan jaringan yang kuat di tataran global yang diperlukan untuk menerapkan respons pandemi.

“Untuk alasan ini, kami sangat menghargai dukungan berkelanjutan dan komitmen kuat CEPI untuk meningkatkan akses ke vaksin yang aman dan efektif bagi semua orang yang membutuhkan di seluruh dunia,” katanya.

Bio Farma sebagai industri farmasi milik pemerintah Indonesia memperoleh peluang untuk menjadi pemain penting dalam jaringan vaksin global di bawah mekanisme CEPI, kata Kunta.

Tidak hanya itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Rizka Andalucia, terpilih sebagai anggota dewan Investor CEPI periode 2022-2025.

Menurut Kunta posisi Dirjen Rizka untuk duduk dalam struktural penting CEPI menunjukkan posisi Indonesia diperhitungkan di dunia Internasional.

Hal itu tidak lepas dari peran strategis Indonesia mewakili negara berkembang atau 85 persen dari penduduk dunia dengan potensi pasar yang besar dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan penelitian vaksin.

Selain itu, Rizka menjadi perwakilan dari kelompok negara di regional selatan yang duduk di Board Member untuk menjawab tantangan pandemi global mendatang.

"Kolaborasi dengan CEPI akan membuka akses yang lebih baik bagi Indonesia guna memperoleh informasi tentang pengembangan vaksin dan uji klinis terbaru serta pelatihan untuk uji klinis dan laboratorium," ujarnya.

Kementerian Kesehatan memandang penting kerja sama dengan CEPI, untuk mencapai target dan tujuan dalam pengembangan vaksin yang berkeadilan.

Sekjen Kunta menilai solidaritas, multilateralisme, dan kekuatan teknologi bersama adalah elemen penting untuk keluar dari kondisi krisis kesehatan karena tekanan berlebihan pada sistem kesehatan negara, dan kurangnya akses ke tindakan medis yang tepat.

“Jangan hanya melihat hilangnya nyawa dan kesehatan yang buruk, tetapi juga melihat bahwa ini saatnya memperkuat sistem kesehatan," katanya.

Baca juga: Indonesia berinvestasi 5 juta dollar AS untuk pengembangan vaksin

Baca juga: CEO CEPI: Negara G7 harus segera sumbangkan vaksin COVID mereka


Catatan : Berita ini telah diperbaiki pada kutipan narasumber. Perbaikan dilakukan pada Rabu (21/9) pukul 05.58 WIB. 
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022