Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Rudy Salahuddin menyebutkan aplikasi multi aset akan mempermudah investor dalam memperluas portofolio dan pengawasan terhadap aset.

Selain itu, aplikasi multi aset juga membantu pengguna baru mengenal jenis instrumen investasi dalam suatu platform, menyediakan akses terhadap sumber edukasi keuangan, serta menyediakan fitur dan forum komunitas untuk bertukar informasi.

"Namun demikian investor ritel harus cerdas dan bijak dalam berinvestasi serta harus tetap waspada dan berhati-hati agar tidak tertipu oleh aplikasi multi aset abal-abal," kata Rudy yang berpartisipasi secara daring dalam acara Peluncuran Hasil Studi CELIOS di Jakarta, Selasa.

Hingga Agustus 2022, Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan 13 entitas yang melakukan investasi tanpa izin dan 71 perusahaan pinjaman online ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat.

Menurut Rudy, aplikasi palsu semacam ini biasanya memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat yang mudah tergiur, demi keuntungan perusahaan

Agar terhindar dari jeratan investasi abal-abal, kata dia, calon investor hendaknya memiliki pengetahuan yang memadai atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan konsultan keuangan yang resmi.

Hal tersebut tentunya perlu menjadi perhatian, lantaran berdasarkan hasil studi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mayoritas responden dari 3.530 orang yang disurvei cenderung mempercayai influencer di media sosial, disusul dengan rekomendasi dari konsultan keuangan.

"Bahkan hampir setengah dari responden menyatakan mereka hanya kurang dari dua jam untuk membuat keputusan investasi," tuturnya.

Oleh karenanya, dirinya menilai guna menekan potensi risiko para investor ritel dengan kehadiran berbagai aplikasi multi aset, diperlukan berbagai upaya literasi keuangan digital dan perlindungan investor.

Selain itu diperlukan pula kolaborasi berbagai pemangku kepentingan di sektor publik dan swasta untuk dapat mendesain investasi yang menarik dan aman, menyediakan kanal edukasi integrasi konten dan materi ke dalam aplikasi, serta menyediakan gestur investor assesment untuk mengenali profil risiko pada setiap instrumen investasi.

Baca juga: Sukuk ritel dinilai cocok bagi investor yang inginkan pendapatan pasif
Baca juga: BI: Jumlah investor ritel pasar modal masih kecil, hanya 4 persen
Baca juga: BI dorong investasi di luar Jawa untuk kurangi disparitas regional

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022