New York (ANTARA) - Wall Street berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menjelang keputusan pertemuan Federal Reserve AS yang diperkirakan akan membawa kenaikan suku bunga besar lainnya, membawa bukti lebih lanjut tentang dampak pada perusahaan Amerika dari inflasi yang ingin dijinakkan oleh bank sentral AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 313,45 poin atau 1,01 persen, menjadi menetap di 30.706,23 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 43,96 poin atau 1,13 persen, menjadi berakhir di 3.855,93 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 109,97 poin atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 11.425,05 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor real estat dan material masing-masing terpangkas 2,57 persen dan 1,9 persen, memimpin kerugian.

Indeks acuan S&P 500 telah turun 19,1 persen sepanjang tahun ini karena investor khawatir langkah-langkah pengetatan kebijakan yang agresif oleh Fed dapat menyebabkan ekonomi AS mengalami resesi.

S&P 500 ditutup untuk sesi ketiga berturut-turut di bawah 3.900 poin - level yang dianggap oleh analis teknis sebagai dukungan kuat untuk indeks - karena prospek buruk minggu lalu dari perusahaan pengiriman FedEx Corp diulang, kali ini oleh produsen mobil Ford Motor Co.

Baca juga: Wall Street menguat jelang pertemuan Fed, Indeks Dow naik 197,26 poin

Saham Ford terperosok 12,3 persen, penurunan satu hari terbesar sejak 2011, setelah mengisyaratkan pukulan lebih besar dari perkiraan 1 miliar dolar AS dari inflasi dan mendorong pengiriman beberapa kendaraan ke kuartal keempat karena kekurangan suku cadang.

Rivalnya, General Motors Co juga merosot 5,6 persen.

"Kami telah melihat beberapa pemimpin berbicara tentang tekanan yang mereka hadapi, jadi kami bisa melihat beberapa kompresi margin dan beberapa pelunakan dalam pendapatan kuartal ketiga," kata Greg Boutle, kepala strategi ekuitas & derivatif AS di BNP Paribas.

Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut pada akhir pertemuan kebijakannya pada Rabu, dengan pasar juga memperkirakan peluang 17 persen untuk kenaikan 100 basis poin dan memprediksi suku bunga di 4,49 persen pada Maret 2023.

Fokus juga akan tertuju pada proyeksi ekonomi yang diperbarui dan perkiraan dot plot untuk isyarat pada perasaan pembuat kebijakan tentang titik akhir suku bunga dan prospek pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Menambah tekanan, laporan Departemen Perdagangan menunjukkan izin bangunan tempat tinggal - di antara indikator perumahan yang lebih berwawasan ke depan - turun 10 persen menjadi 1,517 juta unit, level terendah sejak Juni 2020.

Baca juga: Wall Street jatuh ke terendah dua bulan, tertekan kekhawatiran resesi

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 3,56 persen, level tertinggi sejak April 2011, sementara kurva imbal hasil yang diawasi ketat antara obligasi dua tahun dan 10-tahun terbalik lebih jauh.

Pembalikan di bagian kurva imbal hasil ini dipandang sebagai indikator yang dapat diandalkan bahwa resesi akan mengikuti dalam satu hingga dua tahun.

Sementara itu, tanda kegelisahan lainnya seputar laba perusahaan di masa depan, Nike Inc turun 4,5 persen setelah raksasa pakaian olahraga itu diturunkan peringkatnya oleh analis Barclays menjadi "equal weight" dari "overweight", mengutip volatilitas di pasar China karena tekanan dari penguncian terkait COVID pada awal September.

Pembuat pakaian jadi lainnya, Gap Inc ditutup turun 3,3 persen, setelah pada Selasa (20/9/2022) mengumumkan bahwa mereka menghilangkan sekitar 500 pekerjaan perusahaan, setelah menarik perkiraan tahunannya akhir bulan lalu karena kelebihan persediaan dan penjualan yang lemah.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,90 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,71 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022