Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Desra Percaya mengatakan 47 orang yang dikabarkan berada di perairan di sekitar Pulau Wofulu Propinsi Manus Papua Nugini (PNG) diduga adalah pelintas batas ilegal atau nelayan. "Ke-47 orang tersebut tidak semuanya warga Indonesia tetapi campuran. Sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut tetapi diduga mereka adalah pelintas batas ilegal atau nelayan," kata Desra kepada wartawan di Gedung Deplu Jakarta, Rabu. Dia mengatakan Deplu masih berusaha memperoleh informasi lebih jauh mengenai hal itu untuk memastikan status 47 orang itu. Dia juga mengatakan tiga orang warga Papua yang mendarat di Pulau Wofulu Propinsi Manus PNG beberapa waktu lalu setelah diselidiki ternyata adalah nelayan yang terdampar bukan orang yang dengan sengaja memasuki wilayah PNG dan mereka sama sekali tidak berniat meminta suaka politik ke PNG. "Mereka kini telah dikembalikan ke kampung mereka di Papua," katanya. Berita yang berkembang sebelumnya di media massa Indonesia menyebutkan ketiga warga Papua adalah mahasiswa Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua yang menyeberang ke PNG untuk mencari suaka politik. Jubir Deplu Yuri Thamrim mengatakan pada Senin sore (27/3) ada informasi dari KBRI di Port Moresby dan Konsul di Vanimo mengenai tiga pemuda asal Jayapura yang menggunakan perahu motor tempel mendarat di salah satu pulau di Propinsi Manus, PNG serta kabar terakhir yang menyebutkan ada 47 orang lainnya yang berada di perairan sekitar Propinsi Manus. Menurut dia, situasi di Papua sangat kondusif sehingga tidak ada alasan apa pun untuk merasa dikejar-kejar. "Situasi di Irian Jaya tentu saja sangat kondusif, tidak ada alasan untuk merasa dikejar-kejar karena pemerintah kita (Indonesia -- red) di setiap tingkatan telah memberikan jaminan," katanya. Dikatakannya, Pemerintah PNG melihat permasalahan itu sebagai masalah dalam negeri Indonesia. "Dan kalau dilihat dari `track record` (rekam jejak -red) kerjasama Indonesia-PNG sangat baik dan erat," katanya. Informasi mengenai kemungkinan adanya warga Papua yang menyeberang ke PNG muncul pasca-insiden Kamis kelabu (16/3) yang mengakibatkan empat aparat polisi, satu TNI-AU meninggal dunia, 19 polisi dan enam warga sipil luka-luka. Setelah insiden itu mucul kabar bahwa para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan penduduk sipil yang terlibat dalam kerusuhan berdarah di Abepura tampak telah menyeberang ke perbatasan negara tetangga PNG untuk menghindari kejaran aparat keamanan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006