yang lebih penting adalah menjalin komunikasi langsung dengan anak
Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan orang tua perlu menciptakan komunikasi yang baik dengan anak guna mencegah dampak buruk penggunaan media sosial yang mengkhawatirkan.
"Pendampingan orang tua masih diperlukan. Sekarang banyak fitur dI media sosial atau aplikasi yang bisa mempermudah pengawasan orang tua. Namun yang lebih penting adalah menjalin komunikasi langsung dengan anak," kata Vera saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut Vera, orang tua perlu menciptakan komunikasi rutin yang hangat dan terbuka dengan anak termasuk membicarakan apa saja yang anak temui di media sosial. Sebaliknya, orang tua juga menceritakan apa yang ditemui di media sosial guna tercipta komunikasi dua arah yang menyenangkan.
Baca juga: Psikolog: kesiapan motorik faktor anak siap sekolah
Vera juga mengatakan, menciptakan komunikasi yang baik dengan anak akan sangat mungkin memudahkan orang tua untuk mengajarkan bahwa mereka harus menggunakan media sosial dengan bijak sebab apapun yang ditulis dan diunggah akan menjadi konsumsi publik. Dengan demikian, orang tua juga akan mudah menerapkan batasan-batasan dalam bermedia sosial.
"Adapun yang perlu dibatasi adalah durasi berapa lama boleh main media sosial, kapan waktu yang diperbolehkan, dimana saja boleh dan tidak boleh main media sosial, lalu seleksi konten yang bermanfaat, serta apa tujuan memiliki media sosial," ujar Vera.
Selain itu, pengawasan juga penting guna mencegah anak memiliki perilaku destruktif akibat terlalu banyak bermain media sosial.
Baca juga: Psikolog: Sikapi pandemic fatigue dengan kesadaran sosial
"Menggunakan media sosial yang terlalu berlebihan itu menimbulkan perilaku destruktif kalau memang kita menggunakan media sosial ini tanpa ada batasan dan tanpa ada filtering. Kalau batasan dan filtering-nya sudah dilakukan, artinya kita juga mengkonsumsi konten-konten yang bagus buat kita dan itu tidak akan menimbulkan perilaku destruktif," ujar Samanta.
"Contohnya, anak-anak remaja banyak yang meluapkan emosinya dengan curhat di media sosial, menyakiti dirinya sendiri, dan teman-temannya lihat itu lalu ngikutin. itu kan perilaku destruktif. Pencegahannya ya orang tua perlu melakukan hubungan yang baik dengan anak-anaknya," sambungnya.
Selain itu, menurut Samanta, penting juga bagi para orang tua untuk lebih melek dengan fitur-fitur yang ada di media sosial yang bisa digunakan untuk mengawasi aktivitas anak dan mencegah anak mengonsumsi konten-konten negatif.
Baca juga: Psikolog ungkap cara mencegah peristiwa perundungan
Baca juga: Psikolog UI: Pembelajaran tatap muka tetap diperlukan
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022