Jauhari yang dijumpai di acara seminar bertema “Menjadi Masyarakat Sehat Bermanfaat” di Palembang, Rabu, mengatakan, hingga kini dirinya masih merasa mampu bersaing di kancah SEA Games karena sejatinya triathlon lebih mengutamakan daya tahan.
“Sejauh ini saya merasa masih ada tantangan, jadi saya masih mau jadi atlet,” kata dia.
Atlet berusia 38 tahun ini, mulai menggeluti olahraga triathlon sejak 2015 setelah memutuskan pensiun dari atlet atletik pelari jarak jauh 5.000 meter dan 10.000 meter yang sudah melambungkan namanya.
Walau berpindah cabang olahraga, atlet asal Sumatera Selatan ini tetap mampu meraih prestasi bahkan pada ajang SEA Games Vietnam pada Mei 2022 mampu menyumbangkan medali perunggu bagi kontingen Indonesia pada nomor dualthon.
Sebagai wujud komitmennya tetap menjadi atlet di usia yang tak muda lagi, Joe, sapaan akrabnya harus tetap membuat jadwal latihan yang ketat.
Apalagi, olahraga yang digeluti termasuk olahraga adu kecepatan.
Baca juga: Jauhari Johan belum mampu pertahankan emas dwilomba
Setiap pagi, ia rutin berlari sejauh 13-15 kilometer. Lalu setelah menuntaskan pekerjaannya di Bank Sumsel Babel di divisi pelayanan nasabah prioritas, ia melanjutkan sesi latihan sore dari pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB.
“Ini resiko yang saya ambil karena masih memutuskan untuk menjadi atlet. Beruntung, perusahaan tempat saya bekerja (Bank Sumsel Babel) sangat mendukung,” kata dia.
Olahraga triathlon memberikan peluang baru bagi Jauhari untuk tetap mengharumkan nama negara di kancah internasional.
Perpaduan antara renang sejauh 1.500 meter, balap sepeda 40 km dan lari 10 km membuat Jauhari unggul karena mengedepankan daya tahan tubuh. Tak jarang, peserta triathlon tidak menyelesaikan lombanya hingga finis karena kehabisan tenaga.
Buah dari totalitas Joe menggeluti olahraga triathlon akhirnya terbayar kontan dengan meraih medali emas pada SEA Games Filipina 2019.
Baca juga: Triatlon Indonesia raih dua perak dan tiga perunggu SEA Games Vietnam
Baca juga: Industri olahraga triatlon di Indonesia makin berkembang
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
