Semangat perdamaian dan kolaborasi harus menjadi acuan dalam penanganan triple crises yang dihadapi saat ini
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyoroti pentingnya perdamaian dan kolaborasi di tengah krisis pangan, energi, dan keuangan global.

“Semangat perdamaian dan kolaborasi harus menjadi acuan dalam penanganan triple crises yang dihadapi saat ini,” kata Retno dalam pertemuan terbatas Champions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG) di New York, pada Rabu (21/9), seperti disampaikan melalui keterangan tertulisnya.

Pada forum tersebut, Retno menegaskan kembali pentingnya reintegrasi pupuk ke dalam pasar global. Jika tidak, harga pupuk dunia akan semakin tinggi dan krisis akan semakin memburuk, yang akan mendorong miliaran orang ke jurang kelaparan.

Secara khusus, ia juga menegaskan pentingnya segera mengatasi isu terkait rantai pasokan pupuk yang dapat menjadi ancaman lebih besar di masa mendatang, jika tidak teratasi.

Baca juga: Jerman tingkatkan pembangkit listrik batu bara di tengah krisis energi

Sebagai presiden G20, kata Retno, Indonesia terus berupaya mencari solusi nyata untuk menangani krisis yang tengah dihadapi dunia.

Untuk memperkuat arsitektur kesehatan dunia, Presidensi G20 Indonesia mendorong terbentuknya Financial Intermediary Funding (FIF) for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response yang hingga saat ini telah terkumpul komitmen dana sebesar 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp21 triliun).

Presidensi Indonesia juga mendorong terbentuknya Bali COMPACT, yang akan menjadi panduan transisi energi, dari segi akses teknologi dan pendanaan.

Selain itu, G20 Finance Track juga sepakat untuk meningkatkan alokasi Special Drawing Rights sebesar 73 miliar dolar AS (sekitar Rp1.097 triliun) dan penguatan Global Financial Safety Net untuk membantu negara-negara yang tengah menghadapi tingkat utang yang semakin tinggi akibat dari krisis.

Menutup sambutannya, Menlu Retno menekankan pentingnya korelasi antara apa yang dibahas dalam forum-forum, seperti GCRG, dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan.

GCRG on Food, Energy, and Finance dibentuk oleh Sekretaris Jenderal PBB pada 14 Maret 2022 sebagai forum koordinasi antar badan PBB untuk merumuskan aksi guna mengatasi krisis pangan, energi, dan keuangan, melakukan analisa data krisis, serta mendorong kerja sama untuk implementasi solusi.

GCRG memiliki steering committee yang diketuai oleh Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina J Mohammed, dan beranggotakan 32 perwakilan badan PBB dan mitra kerjanya.

Untuk memberikan advokasi dan memfasilitasi konsensus global terkait aksi pencegahan, mitigasi dan respons terhadap dampak krisis pangan, energi dan keuangan, Sekjen PBB membentuk Group of Champions, yang terdiri dari enam kepala negara/pemerintahan.

Presiden RI Joko Widodo merupakan salah satu champions, selain Presiden Senegal, Perdana Menteri Barbados, Perdana Menteri Denmark, Kanselir Jerman, dan Perdana Menteri Bangladesh.

Baca juga: Dunia krisis energi, batu bara penyebab polusi kini dicari
Baca juga: Ekonom: Krisis gas di cuaca dingin pukulan telak bagi perusahaan Eropa


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022