..sebaiknya G20 lebih fokus ke solusi masalah-masalah ekonomi dan keuangan dunia, dan tidak mengedepankan permasalahan geopolitik.
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Indonesia dan Amerika Serikat mendorong upaya peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara dalam tataran Indo-Pasifik melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

“Menindaklanjuti apa yang sudah disepakati pada IPEF Ministerial Meeting di Los Angeles beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia menyampaikan kesiapan dan menegaskan komitmennya untuk mengikuti seluruh Pilar IPEF” ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Hal itu disampaikan Menjo Airlangga usai melakukan pertemuan bilateral dengan US Trade Representative, Ambassador Katherine Tai yang mewakili Pemerintah AS dalam pertemuan tingkat Menteri Perdagangan, Investasi dan Industri, sebagai rangkaian pertemuan Presidensi G20 Tahun 2022.

Kerangka kerja sama IPEF dinilai dapat menjadi respons yang tepat dalam menindaklanjuti kondisi dan dinamika global saat ini, di mana semua negara harus mengedepankan kerja sama yang lebih erat di dalam menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan pembangunan yang berkeadilan, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Hal tersebut disambut positif oleh Ambassador Tai yang menyampaikan terima kasih serta apresiasi yang tinggi atas keterlibatan Indonesia yang serius dan terbuka, guna mendorong hasil konkret dari kerjasama di IPEF.

Dengan kerangka kerja sama itu, harapannya seluruh negara di Kawasan Indo-Pasifik bisa tumbuh bersama dan menjadi lebih kuat. Ke depannya IPEF akan mengedepankan konektivitas dan integrasi ekonomi berbasis luas yang tangguh, di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Aspebindo cari peluang kerja sama energi terbarukan ke AS

Dalam kesempatan tersebut juga dibahas mengenai peluang kerja sama Indonesia-Amerika Serikat di sektor industri, khususnya yang terkait dengan industri Semikonduktor, dan juga perkembangan penyelesaian beberapa isu sengketa perdagangan Indonesia-Amerika Serikat di WTO (DS 478).

Kemudian, dibahas juga soal perlunya tetap mendorong skema kerjasama bilateral Indonesia-AS dan juga kesepakatan agar Indonesia tetap mendapatkan fasilitas GSP dari Amerika Serikat.

Dari sisi perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat pada 2021 tercatat sebesar 37,04 miliar dolar AS lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2020 sebelumnya yang sebesar 27,20 miliar dolar AS.

Pada periode Januari hingga Juli 2022, nilai perdagangan sebesar 23,95 miliar dolar AS atau meningkat 21,94 persen dari periode yang sama setahun sebelumnya yang sebesar 19,64 miliar dolar AS.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga kembali menyampaikan perlunya dukungan Amerika Serikat pada pelaksanaan KTT G20 di bulan November 2022 nanti, agar tercapai konsensus dalam Leaders’ Declaration.
Baca juga: Menteri Bahlil siap kawal peningkatan investasi AS di Indonesia

Ambassador Tai menyampaikan bahwa konsensus di G20 sangatlah penting, walaupun saat ini pertemuan KTT G20 berlangsung pada saat sulit karena pengaruh dinamika geopolitik global. Keduanya bersepakat, sebaiknya G20 lebih fokus ke solusi masalah-masalah ekonomi dan keuangan dunia, dan tidak mengedepankan permasalahan geopolitik.

Ambasador Tai juga menyampaikan apresiasi atas peran Indonesia yang mengambil tanggungjawab besar dalam kepemimpinan pada Presidensi G20 Tahun 2022.

Dalam pertemuan tersebut Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perindustrian, Sesmenko Perekonomian, dan Dirjen Ketahanan dan Perwilayahan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin.

Sementara dari pihak Amerika Serikat, hadir bersama Katherine Tai yakni Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Deputy Chief of Staff USTR dan sejumlah pejabat pendamping lainnya.

Baca juga: Bahlil: Indonesia sudah seharusnya jadikan Indo-Pasifik sejahtera

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022