Varietas dengan berbagai kelebihan dipadu lingkungan optimal akan menghasilkan sorgum unggul dan berkualitas tinggi
Makassar (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membangun konsorsium dengan Universitas Hasanuddin, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Petrokimia Gresik untuk mengembangkan sorgum unggul.

Sorgum unggul ini dibangun dari persilangan dan genome editing menggunakan pendekatan bioinformatika untuk mendapatkan varietas unggul dengan karakteristik mendekati terigu.

Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD, dalam keterangan resminya di Makassar, Sulsel, Kamis, mengatakan, pihaknya siap mendukung pengembangan sorgum unggul secara optimal.

Di antaranya dengan mengembangkan ITS Smart Farming, teknologi berbasis IOT untuk memantau pertumbuhan sekaligus lingkungan penanaman sorgum secara realtime, wherever dan whenever.

Dengan ITS Smart Farming, kata dia, pemantauan bisa dilakukan dari luar lokasi penanaman sehingga monitoring bisa dilakukan secara leluasa.

Baca juga: Tim dosen ITS rancang SPBKLU dukung ekosistem kendaraan listrik

Baca juga: Kemendes PDTT gandeng ITS susun master plan pembangunan desa wisata
 

Varietas dengan berbagai kelebihan dipadu lingkungan optimal akan menghasilkan sorgum unggul dan berkualitas tinggi.

Ia juga menyampaikan harapannya bagi pengembangan sorgum unggul yang tidak hanya dapat menghasilkan 5 ton per hektare, tetapi bisa mencapai angka 8 ton per hektare dengan tekstur yang lebih pulen.

Sementara itu, Peneliti BRIN Prof Dr Endang Gati Lestari mengatakan biji sorgum dalam pemanfaatannya dapat digunakan untuk pangan, dan bagian batang juga dapat digunakan untuk pakan ternak serta biofuel.

Pendekatan bioteknologi akan dilanjutkan di Universitas Hadanuddin untuk dilakukan konservasi biodiversitas sorgum , optimasi transformasi genetik dan analisis molekuler yang sejalan dengan program Kapuslitbang Natural Heritage and Biodiversity serta lab Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon Fakultas Kehutanan Unhas yang juga dikepalai oleh Dr Siti halimah Larekeng

Lebih lanjut, Prof Endang menyatakan harapannya bagi konsorsium ini untuk kedepannya tidak hanya berfokus pada solusi pengembangan varietas unggul sorgum untuk pangan, melainkan juga dapat serta berkontribusi dalam ranah sorgum untuk biofuel.

Berdasarkan roadmap Sorgum 2022 – 2024, target produksi pada tahun 2023 sebesar 444.084 ton, sehingga diperlukan benih sorgum dalam jumlah besar.

Baca juga: INKA-Pelni gandeng ITS kerja sama bisnis peti kemas berpendingin

Baca juga: Anargya ITS boyong empat penghargaan "Formula Bharat Pi-EV 2022"


Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022