Petugas nantinya juga turut melakukan monitor kondisi lingkungan rumah balita yang hasilnya akan dijadikan data dasar
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menggelar program "gerebek tengkes" dengan memberi solusi mengenai gizi balita  di Jalan H Barat No.18, RT 07/RW 06, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Kamis.

"Gerebek tengkes rutin dilakukan untuk memvalidkan kembali pengukuran berat badan dan tinggi badan balita yang sudah dilakukan di posyandu," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati dalam keterangan di Jakarta.

Menurut Yudi, alasan menggelar gerebek tengkes secara rutin karena persoalan kekurangan gizi  balita harus dicegah sedini mungkin.

Dengan adanya kegiatan ini, maka masyarakat bisa mengetahui faktor determinan penyebab masalah gizi seperti kebiasaan makan, pola hidup bersih dan sehat, pola asuh, status kesehatan, status imunisasi, sanitasi lingkungan, pengetahuan ibu/pengasuh, ataupun status ekonomi keluarga, kata dia.

Petugas nantinya juga turut melakukan monitor kondisi lingkungan rumah balita yang hasilnya akan dijadikan data dasar.

Kemudian hasil tersebut disampaikan kepada pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan dalam merencanakan program intervensi masalah gizi.

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan melakukan gerebek tengkes dalam rangka "Pelaksanaan Konvergensi Aksi Tujuh Pengukuran dan Publikasi Stunting" di wilayah Jakarta Selatan.

Yudi mengatakan gerebek tengkes dilakukan  petugas yang tergabung dalam Tim Pencegahan Stunting.

Adapun petugas berasal dari Sudin Kesehatan, Kesra Kelurahan Kebon Baru, Puskesmas Kecamatan Tebet, Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, RT dan kader, jelas Yudi.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah fokus berusaha menurunkan angka kasus tengkes di 12 provinsi prioritas, yang mencakup provinsi dengan prevalensi kasus tengkes tinggi dan provinsi dengan banyak balita tengkes.

"Fokus percepatan penurunan stunting pada tujuh provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi dan lima provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak," katanya saat menyampaikan pengantar dalam rapat kerja mengenai percepatan penurunan tengkes di 12 provinsi prioritas di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis.

Wakil Presiden mengatakan, provinsi yang angka kasus tengkesnya tinggi meliputi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: 70 persen penyebab tengkes di Jakbar bukan faktor kesehatan
Baca juga: Pemkot Jakbar ajak remaja cek kesehatan untuk cegah tengkes
Baca juga: Angka stunting di Jakpus ditarget di bawah tiga persen

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022