Badung (ANTARA) - PT PLN (Persero) menggalang dukungan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) mulai dari perbankan, investor, pembuat kebijakan, dan pelaku industri sektor energi, untuk berkolaborasi mempercepat transisi dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT).

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan kolaborasi itu penting karena transisi menuju energi bersih bukan hanya tanggung jawab PLN.

“Untuk mencapai target bebas emisi karbon (carbon neutral) bukan pekerjaan yang mudah. Namun, kita perlu segera bergerak, dan PLN tidak akan menanggung beban itu sendiri, karena satu-satunya cara untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada hanya dengan berkolaborasi,” kata Darmawan Prasodjo saat membuka Seminar Hydropower dan Geothermal di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis.

Ia lanjut menyampaikan kolaborasi yang dibutuhkan antara lain terkait regulasi dan perizinan, investasi dan pendanaan, teknologi dan investasi, serta kemitraan bersama mitra di tingkat kawasan dan dunia.

“Emisi negara-negara di Eropa dan di Indonesia akan memberi dampak yang sama (bagi pemanasan global, red.), begitu juga dengan di Afrika dan Asia. Artinya, ini merupakan problem bersama yang membutuhkan solusi yang skalanya global,” kata Darmawan di hadapan pelaku industri sektor energi, dan pemangku kepentingan lainnya.

Oleh karena itu, Darmawan berharap sesi seminar PLN yang digelar di Nusa Dua itu menjadi ajang untuk menyamakan persepsi, wadah untuk bertukar pandangan, dan menjadi kesempatan untuk menjajaki peluang bekerja sama.

“Kami mengumpulkan seluruh stakeholder dari core competency teknis dan juga investor, perbankan, pengambil kebijakan semua berkumpul di sini. Kita punya tujuan yang sama, mendukung transisi energi. Untuk itu, bagaimana menyelaraskan derap langkah seluruh stakeholder baik itu kebijakannya, perizinan, investasi, dan teknologinya,” kata Darmawan.

Di sela-sela acara seminar, beberapa kerja sama antara PLN, investor, dan perusahaan sektor energi juga diluncurkan, di antaranya penandatanganan nota kesepahaman kerja sama (MoU) antara PLN dan China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI), kemudian PLN dengan JICA dan Kyudenco Corporation, dan PLN dengan PT Haskoning Indonesia.

Tidak hanya itu, PLN pada sela-sela seminar di Nusa Dua, Kamis, juga menandatangani MoU dengan Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE, dan MoU terakhir dengan perusahaan Prancis Sabella SAS dan PT Meindo Elang Indah.

Baca juga: Luhut puji keberhasilan PLN sediakan REC untuk dukung transisi energi

Baca juga: PLN siapkan strategi mitigasi perubahan iklim

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022