Jakarta (ANTARA) - Orientasi pengembangan sektor kepariwisataan saat ini lebih ditujukan untuk pengembangan pariwisata berkualitas, di mana sumber daya manusia memiliki andil besar dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi wisatawan melalui kompetensi yang dimiliki.

Ada kebutuhan baru yang harus kita perhatikan agar pariwisata kita lebih berkualitas dengan produk yang lebih inovatif, kualitas pelayanan yang lebih prima, dan pengelolaan pariwisata yang lebih ramah lingkungan," kata Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh dalam siaran pers pada Jumat.

Oleh sebab itu, ada sejumlah kompetensi yang diperlukan bagi para pelaku pariwisata, meliputi peningkatan skill (kapasitas/kemampuan), penambahan knowledge (pengetahuan) dan membangun professional attitude (perilaku profesional).

Baca juga: Daya saing masyarakat di desa wisata perlu diperkuat

Salah satu program peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh Kemenparekraf adalah melalui Kampanye Sadar Wisata 5.0. Kali ini digelar bagi pelaku pariwisata di Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

Program Pelatihan Pengembangan Inovasi Produk Wisata dan Kapasitas Parekraf digelar untuk tahap pertama di Kawasan Danau Toba, berlangsung 21-27 September 2022, melibatkan 90 pelaku pariwisata dari enam desa wisata yaitu Desa Wisata Lumban Silintong, Siboruon, dan Silalahi Pagar Batu (Kabupaten Toba), Desa Wisata Papande (Kabupaten Tapanuli Utara), serta Desa Wisata Merek dan Tongging (Kabupaten Karo).

Para narasumber pelatihan yang terdiri dari para akademisi, praktisi dan pegiat langsung desa wisata yang telah melalui proses seleksi yang ketat.

Pelatihan menjadi tahap lanjutan dari rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang pada tahun 2022 menyasar 65 Desa Wisata dan 90 Desa Wisata pada tahun 2023. Pelatihan yang diberikan meliputi tiga paket, yakni: Pelatihan A, mengenai Pengembangan Inovasi Produk Pariwisata, Pelatihan B terkait Paket Wisata, Homestay, Kuliner dan Cinderamata) dan Pelatihan C terkait Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis. Setelah tahap pelatihan, selanjutnya proyek pengembangan desa wisata yang telah dibuat oleh pelaku pariwisata terpilih akan dilakukan pendampingan, assessment serta pemberian apresiasi bagi pelaku pariwisata terbaik yang mengimplementasikan program pengembangan desa wisata di tempat masing-masing.

Baca juga: Kemenparekraf dukung PFN promosikan pariwisata lewat film

Baca juga: Pagu anggaran definitif Kemenparekraf 2023 Rp3,38 triliun disetujui

Baca juga: Kemenparekraf-Izin.co.id kerja sama permudah izin usaha pelaku ekraf

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022