Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau memasang kamera jebak (camera trap) di sekitar lokasi temuan jejak harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) di perkebunan warga Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, guna memantau pergerakan kucing besar itu.

Plh Kepala BBKSDA Riau Hartono di Pekanbaru, Jumat, menyebutkan pihaknya terus memonitor terkait keberadaan harimau yang kemungkinan masih berada di sekitar lokasi.

Baca juga: Tim BBKSDA Riau telusuri jejak harimau di Pelalawan

Berdasarkan hasil tinjauan tim di lapangan, kata Hartono, jejak kaki harimau tersebut menunjukkan satwa loreng itu telah berusia cukup dewasa.

"Di lokasi yang sama sudah dua kali ada temuan jejak harimau. Kami pastikan itu satu individu harimau yang sama. Umurnya juga sudah dewasa," sebut Hartono.

Walaupun jejak ditemukan di perkebunan, lokasi temuan tersebut cukup dekat dengan pemukiman masyarakat. Selain itu, juga ditemukan bangkai seekor monyet yang telah tercabik yang diduga dimangsa harimau tersebut.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat setempat untuk tetap berhati-hati dan waspada saat melakukan aktivitas harian terutama di sekitar hutan.

Baca juga: BKSDA lepas liarkan harimau ke Taman Nasional Gunung Leuser

Baca juga: BBKSDA Riau relokasi harimau sumatra dari Teluk Lanus ke Pekanbaru


"Bila masyarakat menemukan jejak lain dari satwa tersebut, harap segera laporkan agar kami segera berupaya untuk memberikan rasa aman masyarakat," kata dia.

Sementara itu, sepanjang Januari hingga Agustus 2022, telah terjadi 55 kasus konflik, dan tahun 2019 konflik satwa telah mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan juga kematian sejumlah satwa di Provinsi Riau.

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Annisa F
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022