Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa perhelatan G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) menghasilkan sejumlah capaian konkret bidang perdagangan.

"Pertama soal reformasi badan perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO), negara G20 menegaskan pentingnya memperkuat prinsip dasar WTO serta sepakat bahwa reformasi WTO adalah kunci untuk memperkuat kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral," kata Mendag di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Mendag menyampaikan, negara anggota juga berkomitmen memanfaatkan momentum positif hasil konferensi tingkat menteri ke-12 lalu untuk terlibat dalam diskusi aktif dan konstruktif menuju konferensi tingkat menteri WTO ke-13.

Kedua, peran sistem perdagangan multilateral dalam memperkuat agenda target pembangunan berkelanjutan, di mana anggota G20 sepakat atas pentingnya sistem perdagangan multilateral dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG's.

Ketiga, respon perdagangan investasi dan industri dalam mengatasi pandemi dan mendukung arsitektur kesehatan global, yakni negara G20 menyepakati pentingnya peran sistem perdagangan multilateral untuk meningkatkan ketahanan dari pandemi dan arsitektur kesehatan global termasuk menegaskan dukungan atas hasil yang dicapai dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-12 lalu.

"Keempat, perdagangan digital dan rantai nilai global. Negara anggota G20 menegaskan bahwa rantai nilai global berperan penting dalam mendorong partisipasi negara berkembang khususnya bagi UMKM perempuan dan wirausaha muda ke dalam perdagangan global. G20 juga sepakat mendorong perdagangan digital yang inklusif," ujar Zulkifli.

Kelima, peningkatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global. Dalam hal ini, negara G20 menggarisbawahi pentingnya investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi yang kuat.

Terakhir, koherensi antara perdagangan, investasi dan industri, di mana anggota G20 menegaskan peran sistem perdagangan multilateral untuk mengembalikan produktivitas industri dan menyepakati koherensi kebijakan perdagangan dan investasi dengan kebijakan industri untuk mengatasi tantangan di masa depan.

Di sela rangkaian G20, Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan 13 negara mitra yaitu Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, India, Inggris, Kanada, Korsel, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, persatuan Emirat Arab, dan Uni Eropa.

Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan satu organisasi internasional yaitu United Nation Economic and Social Commission Asia and The Pacific.

Selain itu sebagai upaya konkret untuk mengoptimalkan hubungan perdagangan Indonesia dengan negara mitra, telah dilakukan penandatanganan kontrak antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra negara-negara di atas. "Upaya ini bentuk nyata utilisasi konsesi yang dimiliki Indonesia dengan negara mitra sekaligus merupakan etalase bagi seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mengoptimalkan manfaat ekonomi dan perjanjian perdagangan bilateral yang dimiliki Indonesia," kata Zulkifli.

Adapun kontrak dagang yang ditandatangani di sela-sela acara tersebut yakni mencapai 23 kontrak dengan nilai hampir 1 miliar dolar AS.

"Satu di antaranya yang membanggakan merupakan kontrak kerja sama pengembangan sumber daya manusia di bidang IT yang akan dimanfaatkan untuk perdagangan jasa dalam hal ini antara pelaku usaha Australia dengan Indonesia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement," pungkas Mendag.


Baca juga: Mendag apresiasi kontribusi UNESCAP sukseskan TIIMM G20

Baca juga: Mendag sambut para menteri G20 di kapal layar pinisi


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022