tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 412.041 mahasiswa Universitas Terbuka (UT) melakukan registrasi di semester kedua tahun 2022 atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan semester sebelumnya.

“Peningkatan yang sangat signifikan ini merupakan pertama kali, setidaknya dalam 10 tahun terakhir,” ujar Rektor UT, Prof Ojat Darojat, di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan meningkatnya jumlah mahasiswa tersebut, menunjukkan bahwa UT tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang menghendaki kuliah jarak jauh dan daring.

Pertambahan jumlah mahasiswa itu, lanjut dia, juga tidak lepas dari edukasi publik yang sangat masif yang dilakukan oleh UT Pusat dan seluruh UPBJJ-UT.

Baca juga: UT jalin kerja sama dengan sejumlah pemda tingkatkan APK Dikti
 Baca juga: UT luncurkan aplikasi SIPPP untuk tata kelola terintegrasi

Menurut dia, masyarakat semakin memahami bahwa UT telah sangat siap dengan pedagogi daring yang didukung oleh layanan bantuan belajar yang sangat mumpuni.

“Selain itu, komposisi mahasiswa berdasarkan usia juga menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Saat ini, hampir 70 persen mahasiswa UT berusia di bawah 30 tahun. Komposisi ini berbanding terbalik dengan keadaan 10 tahun ke belakang. Perubahan ini mencerminkan bahwa masyarakat muda usia semakin memahami dan membutuhkan perkuliahan yang fleksibel dan berbasis teknologi,” terang dia.

Sebanyak 87 persen mahasiswa UT sudah bekerja yang tentu memerlukan kuliah yang sesuai dengan waktu mereka. Dengan kata lain, bekerja dan kuliah dapat dilakukan secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Hal itu yang merupakan salah satu misi awal didirikannya UT.

Saat ini, UT tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang UT PTNBH.

“Dengan status baru sebagai PTNBH, UT akan memperoleh banyak keuntungan, termasuk dalam bidang akademik dan non-akademik. Dalam bidang akademik, UT memiliki keleluasaan dalam membuka program studi baru sehingga dapat merespons dengan cepat tuntutan masyarakat akan program studi baru,” jelas dia.

​​​​​​Selain itu, dalam bidang keuangan, UT memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan. Di sisi lain, agar dapat terus maju, UT dituntut untuk semakin profesional, inovatif, dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi.

Baca juga: Universitas Terbuka wisuda 85 pekerja migran di Malaysia
Baca juga: Dubes RI: Perlu ada adaptasi model belajar UT untuk anak-anak PMI

Terkait dengan jumlah mahasiswa, jika dihitung dengan mahasiswa yang aktif, namun tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700.000 orang. Hal itu dikarenakan mengusung prinsip openess, mahasiswa UT dapat berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai dengan ketersediaan waktu mereka.

“Dengan demikian, tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO). Prinsip ini adalah prinsip yang diusung oleh semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia.” jelas dia.

Selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan UT. UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE.

Kegiatan itu juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua kegiatan di UT telah sesuai dengan praktik baik yang dilakukan oleh perguruan tinggi jarak jauh terbaik di dunia sehingga hal itu merupakan pengejawantahan dari visi UT menjadi perguruan tinggi berkualitas dunia.

“Jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750.000 orang. Peningkatan jumlah mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT),” terang dia lagi.

Baca juga: Kemnaker dan UT berkolaborasi cetak SDM Indonesia berkualitas
Baca juga: Rektor UT wisuda sebanyak 28 PMI di Hongkong

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022