FERCAP merupakan proyek kemitraan dari World Health Organization (WHO) Special Training and Research Programme in Tropical Diseases (TDR) yang berada dalam payung Strategic Initiative for Developing Capacity in Ethical Review (SIDCER)
Makassar (ANTARA) - Tim Akreditasi Internasional Forum for Ethical Review Committees in Asia and the Western Pacific (FERCAP) siap menguji Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

"Sebagai awal persiapan maka dilakukan kegiatan pendampingan 'Recognize FERCAP' untuk akreditasi FERCAP KEPK Unismuh," kata Dekan FKIK Unismuh Prof Suryani As’ad di Makassar, Sulawesi Selatan,Jumat.

Pada kegiatan pendampingan itu, dihadirkan Pendamping Akreditasi FERCAP KEPK Unismuh, dr Agussalim Bichar,i PhD dan Sekretaris Forum of Indonesian Recognized Research Ethics Committe (FIRREC) Monalisa.

Dekan FKIK mengatakan FERCAP merupakan proyek kemitraan dari World Health Organization (WHO) Special Training and Research Programme in Tropical Diseases (TDR) yang berada dalam payung Strategic Initiative for Developing Capacity in Ethical Review (SIDCER).

FERCAP, lanjut Suryani, merupakan suatu forum yang memberikan perhatian terhadap penelitian yang menjunjung tinggi etika.

“Peran dari komite penelitian dan kode etiknya menjadi sangat penting. Penelitian kesehatan mesti mengikuti kaidah-kaidah dengan mempertimbangkan keselamatan dari orang yang terlibat di dalam penelitian tersebut,” katanya.

Ia memberikan contoh, jika ada penemuan obat yang diklaim dapat menyembuhkan, perlu ada kajian secara akademisnya. Bukan sekadar testimoni lalu dipercaya. Begitulah peran dari komite etik penelitian kesehatan.

Apalagi penelitian yang melibatkan pasien di rumah sakit, lanjut dia, Komite Etik harus melihat rencana penelitian (protokol penelitian) yang sudah mempertimbangkan aspek keamanan pasien menjadi partisipan dalam penelitian.

Tugas komite etik adalah untuk meyakinkan bahwa risiko yang diterima oleh para partisipan penelitian tersebut, sebanding dengan manfaatnya nanti. Manfaat untuk ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, dan untuk pasien itu sendiri, demikian Suryani As’ad.

Baca juga: Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar siap ikuti IISMA di luar negeri

Baca juga: FKK Unismuh Makassar siapkan posko kesehatan pemudik

Baca juga: Mahasiswa Palestina ikuti kuliah singkat S2 di Unismuh Makassar

Baca juga: Saat pandemi, kartunis Unismuh Makassar raih penghargaan dunia

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022